Bicara soal Facebook, ada satu nama yang tak bisa lepas darinya. Bukan Mark Zuckerberg, bukan juga Dustin Moskovitz. Dia adalah Sheryl Sandberg, orang nomor dua di Facebook yang dengan tangan dinginnya berhasil menaikkan pamor salah satu media sosial terbesar itu, setelah sempat merugi besar karena kehilangan peminat.

Perempuan asal Amerika ini bernama Katie Baratz. Dia terlihat normal, sangat normal. Namun, siapa sangka organ dalam tubuhnya berbeda dengan perempuan kebanyakan. Katie tak memiliki rahim, tapi di dalam tubuhnya justru ada organ laki-laki.

Perempuan kerap menjadi korban kekerasan. Ironisnya, perempuan pula yang dianggap bertanggung jawab atas diskriminasi yang mereka alami. Hal itu terjadi di sejumlah negara. Perempuan sebagai objek kekerasan memang bukan topik baru. Sejak dulu, kasus tersebut kerap kali terjadi dan bukannya berkurang seiring kemajuan zaman, kasus demi kasus malah terus mencuat.

“Saya ingin dikenang sebagai orang biasa dengan cinta yang luar biasa. Dan sebagai ibu, saya ingin anak-anak merasa tidak ada ibu lain yang sebaik saya,” ungkap Priskilla Smith Jully saat tim FIMELA.com menyambanginya. Perempuan tuna netra asal Jambi yang akrab disapa Priska ini mengabdikan hidupnya untuk sesama sejak tahun 2006. Puluhan penyandang cacat, orang terlantar, dan penderita gangguan jiwa ditampungnya di shelter yang ia namakan The School of Life (TSoL).

Mendapatkan inspirasi bisa dari siapa pun, tak melulu dari publik figur maupun sosok yang kita kagumi. Itulah mengapa Fimela TV dan DOVE bersama Miles Films, didukung oleh Kick Andy Foundation, memperkenalkan profil perempuan biasa dalam konsep film pendek untuk pertama kalinya di Indonesia Wor(l)d of Women (IWOW) conference yang diselenggarakan Jumat (09/11) lalu di Pullman Hotel, Central Park Mall, Jakarta. Foto: Windy Sucipto & Novi Komala

Masih ingat dengan iklan obral TKI? Merasa tak terima dilecehkan, tapi apa kita, sebagai perempuan dan bagian dari bangsa Indonesia, kemudian melakukan sesuatu?

Sering merasa tak sanggup melakukan sesuatu, tapi malah berhasil mencapainya dengan baik hal yang semula tak mungkin itu karena tak punya pilihan lain? Baca tuntas, Fimelova!