Annisa Pohan, mantan model yang kini fokus mengurusi keluarga dan mendirikan Yayasan Tunggadewi, bakal menggelar sebuah acara amal bergengsi. Beragam barang branded ternama siap dijual. Nantinya, 100 % dari hasil penjualan yang terkumpul akan didonasikan membantu pendidikan anak-anak Indonesia yang kurang mampu.

Di tengah agenda padat mereka, para sosialita Jakarta ini tetap meluangkan waktu mendukung kegiatan amal pameran foto di Hotel Le Meridien. Seperti apa acaranya dan siapa saja yang berkesampatan hadir disana? Simak juga personal style mereka di deretan foto-foto istimewa oleh fotografer kami Windy Sucipto. Hadir pula di kesempatan ini salah satu Komisari Kapanlagi Network, Ibu Dian Muljadi

Menghadiri acara amal yang diselenggarakan para sosialita memang bukan hal yang baru bagi Jokowi. Bahkan, Gubenur Jakarta ini pun punya komentar sendiri tentang perempuan Jakarta yang cukup menggelitik. Penasaran ingin tahu? Kami memberikan bocarannya untuk Fimelova.

Banyak kasus soal seks mencuat ke publik serta dibahas dengan riang dan lepas oleh banyak orang. Melakukan aktivitas ranjang dan menceritakannya kepada orang lain, bahkan seolah menjadi keasyikan tersendiri. Makin diekspos, makin eksis! Belum lagi, soal “hadiah” dalam bentuk pelayanan seksual di kalangan profesional. Fenomena baru kaum urban?

Bulan lalu, dirilisnya buku Kocok! milik dua pencinta arisan, Nadia Mulya dan Joy Roesma, meramaikan topik seputar kumpul-kumpul sosialita. Sebelumnya, Nia Dinata lebih dulu mengangkat topik yang sama dalam film layar lebar Arisan! dan Arisan! 2. Lalu apa yang spesial dari buku ini, dan bagaimana serunya cerita Nadia-Joy “membongkar” hampir semua hal soal hobi mereka itu? Simak dalam wawancara kami berikut, eksklusif.

Sejak dulu, arisan dan perempuan nggak pernah terpisahkan. Dari masa ke masa arisan pun mengalami perubahan interpretasi, dari wadah silaturahmi, ajang gosip, sampai pengakuan sosial. Nah, bicara tentang pengakuan sosial, saat ini tren kumpul-kumpul perempuan urban sesuai strata sosial—alias arisan sosialita—kian “mewabah”.

Kesuksesannya sebagai perempuan karier rupanya tak menjadikan Vivi Yip betah. Justru kenyamanan itulah yang membuatnya berhenti dari pekerjaan yang ditekuni selama 10 tahun, kemudian mendirikan sebuah galeri untuk memberi ruang bagi seniman-seniman muda berkembang. Ya, mantan eksekutif balai lelang Sotheby's ini memilih mendirikan vivi yip art room sejak 2008 lalu. Fotografi: Windy Sucipto, Lukisan: Sutra Djarot (“POMP!”)

Vivi Yip dikenal sebagai sosok menyenangkan yang bisa masuk ke berbagai kalangan, sampai-sampai dianggap sebagai seorang seniman sekaligus sosialita karena pergaulannya yang luas. Dan ketika dimintai pendapat tentang "label" yang orang berikan padanya itu, Vivi menjawab dengan santai di sini. Ia juga membocorkan sedikit aktivitasnya di bidang seni, yang sekaligus menjadi hobinya. (Foto: Windy Sucipto)