Ternyata seni dan quote bisa berpadu padan.

Kreativitas yang dituangkan pada sebuah gambar memang selalu membuat takjub siapapun yang melihatnya.

Mengenal kembali sejarah bangsa melalui karya seni, mungkin itulah yang ingin disampaikan dari diadakannya Pameran Aku Diponegoro ini.

Menjadikan kebudayaan Indonesia sebagai ide membuat berbagai desain produk merupakan langkah cerdas dari ketiga desainer ini.

Jika ingin maju, sebuah negara haruslah punya pemimpin yang piawai. Krisis pemimpin, ini dialami oleh Negeri Suranesia. Banyak orang ternama mendaftar jadi pemimpin, namun siapakah yang harus dipilih?

Lewat pameran The Weight of Weightlessness: Rhymes and Rhythms yang diadakan di Dia.Lo.Gue art Space, Kemang, Selasa (4/3) kemarin, tiga seniman asal Bandung mencoba memunculkan keindahan tersembunyi dari kertas. Mengubah sudut pandang kertas, bukan hanya sebagai medium tapi juga materi sebuah seni.

Tidak sekadar memboyong seni budaya dari Jepang ke Jakarta, Jak-Japan Matsuri pun menggelar pameran seni fotografi dan videografi sejak tanggal 4—15 September 2013 di Galeri Nasional, Jakarta. Ada yang berbeda dari pameran yang melibatkan lebih dari 13 kurator yang berasal dari 7 negara Asia.

Seni budaya terus berkembang. Kreativitas pun terus muncul dan menghasilkan karya-karya baru. Demikian juga dengan gitar-gitar yang ada di ruang pameran Museum Nasional, mereka menjadi penanda meleburnya seni rupa dan seni suara, menjadi puluhan karya bersejarah yang luar biasa eksotis. Terlebih, lukisan maupun ukiran pada gitar yang semuanya koleksi pribadi Dewa Budjana itu ditorehkan langsung oleh para maestro seni lukis tanah air.

Adalah Bazaar Art Jakarta & Casa by Bravacasa, tempat tepat untuk berburu barang-barang seni dan keperluan rumah idaman. Seperti tahun sebelumnya, pameran seni terbesar di Indonesia ini selalu menyita perhatian. Apa yang baru dalam pameran kali ini?

Mungkin tidak semua anak mengenal cerita Timun Mas. Kali ini, legenda rakyat dibawa ke atas panggung dalam kemasan lebih modern dan dipadukan dengan dongeng dunia, Puteri Salju (Snow White). Seperti apa serunya cerita ini?

Berburu latte art, sumber listrik, dan wi-fi, 3 tujuan utama yang membuat orang menyambangi coffee shop. Namun, ternyata latte art lebih dari sekadar seni menggambar. Berbicara soal latte art, tidak lengkap jika kita tidak mengikutsertakan Adi W. Taroepratjeka, seorang konsultan kopi.

Sering kali melihat corat-coret di jalan-jalan Jakarta, kini saatnya mengintip salah satu “pelaku” di balik timbulnya coretan di dinding-dinding Jakarta. Usai kembali dari Melbourne, Darbotz, lelaki yang menggilai cumi-cumi ini bercerita banyak tentang karya dan kecintaannya pada kota Jakarta pada FIMELA.com.