Pengertian
Postpartum depression adalah bentuk depresi yang dapat muncul dalam rentang waktu sejak masa kehamilan hingga setahun setelah kelahiran anak. Istilah ini biasanya digunakan untuk menggambarkan keluhan pada wanita atau ibu yang bersalin. Namun ternyata kondisi bisa terjadi pada setiap orang tua, baik ibu maupun ayah, bahkan pada orang tua adopsi.
Diperkirakan postpartum depression memengaruhi satu dari tujuh populasi wanita. Sering kali, keluhannya muncul dalam empat bulan pertama setelah melahirkan. Memiliki postpartum depression dapat memengaruhi kemampuan Anda merawat bayi atau diri Anda sendiri.
Penyebab
Beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi kemunculan postpartum depression adalah sebagai berikut:
- perubahan hormonal setelah melahirkan
- riwayat adanya depresi atau kecemasan pada masa lalu
- adanya riwayat keluarga depresi atau masalah mental lainnya
- stres yang ditimbulkan akibat merawat bayi yang baru lahir dan perubahan gaya hidup
- memiliki bayi yang lebih menantang, misalnya lebih sering menangis dibanding bayi lain, sulit ditenangkan saat menangis, bayi dengan pola makan dan tidur yang tidak teratur, dan sulit ditebak
- memiliki bayi dengan kebutuhan khusus, misalnya lahir prematur atau mengalami gangguan tertentu
- pertama kali menjadi orang tua, menjadi orang tua saat usia masih sangat muda, atau menjadi orang tua saat usia cenderung lebih tua
- pemicu stres emosional lainnya, misalnya adanya masalah keluarga atau kematian anggota keluarga
- masalah finansial atau pekerjaan
- kekurangan dukungan sosial dari orang-orang dekat dan terisolasi secara sosial
Diagnosis
Dokter dapat mengenali gejala depresi pada kasus postpartum depression lewat wawancara medis secara mendetail pada orang yang bersangkutan. Tidak ada pemeriksaan fisik khusus untun menetapkan diagnosis terhadap kondisi ini.
Gejala
Gejala postpartum depression tidak berbeda dengan gejala depresi pada umumnya. Hal yang membedakan biasanya adalah waktu kemunculannya (dapat ditemukan sejak kehamilan hingga setahun setelah melahirkan).
Gejala depresi dapat berupa munculnya mood depresi, mudah menangis, merasa tidak bahagia, sulit tidur, merasa lelah terus, gangguan nafsu makan, timbul pikiran untuk bunuh diri, dan pemikiran berulang mengenai kematian. Seseorang dengan postpartum depression dapat merasa sedih yang sangat berat, merasa sangat cemas, atau merasa putus asa.
Ada beberapa gejala yang perlu mendapat perhatian khusus, yang bisa menandakan adanya postpartum depression, antara lain:
- kehilangan minat pada hal-hal yang dulu digemari, termasuk berhubungan intim
- makan jauh lebih banyak atau jauh lebih sedikit, dibandingkan pola makan biasanya
- kecemasan, yang dirasakan setiap saat atau pada kebanyakan waktu, atau serangan panik
- pemikiran yang menakutkan
- merasa bersalah atau tidak berarti, sering menyalahkan diri sendiri
- iritabilitas, mudah muncul kemarahan, atau sikap agitasi (curiga, menghasut orang lain) yang berlebihan
- merasa sedih, menangis yang tidak terkontrol untuk jangka waktu yang lama
- rasa takut tidak dapat menjadi ibu atau orang tua yang baik
- rasa takut saat ditinggalkan sendiri dengan bayi
- rasa menderita
- ketidakmampuan untuk tidur, tidur berlebihan, atau kesulitan tidur
- kehilangan rasa tertarik pada bayi, keluarga, dan teman
- kesulitan berkonsentrasi, membuat keputusan, atau mengingat detil
- pemikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi
Jika gejala tersebut dialami terus-menerus selama dua minggu atau lebih, orang yang bersangkutan sebaiknya mendapatkan bantuan khusus dari tenaga kesehatan.
Pengobatan
Penanganan terhadap postpartum depression dapat dilakukan melalui konseling. Salah satu tipe konseling, yaitu cognitive-behavioral therapy merupakan pilihan pertama untuk postpartum depression dengan gejala ringan hingga sedang.
Terapi ini mengajarkan cara pikiran, perasaan, dan perilaku bekerja bersama dalam diri seseorang. Cognitive-behavioural therapy juga mengajarkan kemampuan penting, seperti menyelesaikan masalah, berpikir realistis, menangani stres, dan relaksasi.
Tipe konseling lainnya, seperti terapi interpersonal juga mungkin dilakukan. Terapi ini fokus pada cara mengelola hubungan dengan orang lain dan mendorong seseorang untuk mampu beradaptasi dengan peran barunya (dalam hal ini sebagai orang tua baru).
Adanya dukungan dari lingkungan sekitar atau dari orang lain dengan keluhan serupa melalui support group akan sangat membantu seseorang mengatasi rasa depresinya.
Obat-obatan anti-depresan dapat diberikan untuk membantu mengatasi gejala. Umumnya sebagian besar obat macam ini aman digunakan selama menyusui. Penting diingat, walau pun obat dapat memperbaiki gejala, tapi obat saja tidak dapat mengubah pikiran dan kepercayaan seseorang yang membuat dirinya merasa depresi.
Oleh karena itu, penting untuk juga melakukan terapi konseling walaupun sudah mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan.
Pencegahan
Tidak semua kondisi postpartum depression atau depresi setelah melahirkan dapat dicegah. Kondisi emosi ini bisa muncul kapan saja. Terlebih ada unsur perubahan hormon dan riwayat genetik depresi dalam keluarga yang bisa mempermudah terjadinya depresi.
Akan tetapi, secara umum, Anda dianjurkan untuk hidup sehat dengan cukup istirahat, mengelola stres dengan baik, memiliki aktivitas yang bermakna, dan bersosialisasi atau berteman dengan orang-orang yang positif. Hal-hal macam ini akan membuat seseorang secara mental lebih tangguh menghadapi masalah.
Selain itu, ahli kesehatan mental juga biasanya menganjurkan seorang ibu untuk tetap menyediakan waktu bagi diri sendiri. Olahraga, makan, dan tidur teratur dapat membantu memperbaiki mood dan mengatasi stres.
Penting untuk melakukan hal yang Anda sukai. Habiskan juga waktu dengan orang-orang yang membuat Anda merasa lebih baik, dan temukan strategi relaksasi yang terbaik untuk Anda.