Merasa prihatin terhadap dunia Public Relation di Indonesia, sosok Prita Kemal Gani justru melihat ini sebagai peluang usaha. Prita merintis pendidikan PR profesional pertama di Indonesia dan menyempurnakannya dengan menghadirkan lembaga khusus untuk anak-anak autistik. Foto: Windy Sucipto

Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Maret ini, merupakan waktu yang tepat untuk dijadikan refleksi bagi kita, Kaum Hawa. Seperti masalah yang seringkali menjadi sorotan, yaitu kondisi pendidikan para perempuan.

Masih ingat kan tentang peristiwa ketika wakil Miss Universe 2012 dari Indonesia, Maria Selena, terlihat gagap ketika menjawab pertanyaan dalam Bahasa Inggris. Bukan bahasa wajib memang, namun Bahasa Inggris sudah menjadi bahasa pengantar di dunia yang setidaknya lazim dikuasai oleh mereka yang menempuh pendidikan formal. Namun, kini pemerintah berencana untuk menghapus kurikulum Bahasa Inggris di sekolah dasar pada tahun 2013. Oops!

Setelah Indonesia Mengajar, kini muncul Indonesia Berkibar. Mungkinkah ini merupakan pertanda perataan dan kemajuan bagi pendidikan di Indonesia?

Baru-baru ini, tawuran kembali menjadi bahan pembicaraan akibat penyerangan siswa SMA 70 yang menewaskan seorang siswa SMA 6. Menteri Agama, pernah mencetuskan bahwa menambah jam pelajaran agama bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk meminimalisasi masalah tawuran. Apakah solusi ini menjamin akan meminimalisasi kekerasan di sekolah?

Siapa bilang membuat perubahan positif bagi lingkungan sekitar sulit dilakukan? Kita bisa membantu mengubah masyarakat dan lingkungan di sekitar kita mulai dari hal kecil, misalnya saja dengan berlari. Hanya dengan berlari kita sudah membantu puluhan anak yang mengalami kesulitan dalam biaya pendidikan.

Rasanya topik ‘feminis’ sudah bukan hal baru lagi yang dibicarakan, terlebih sejak makin marak digaungkannya ‘Emansipasi Perempuan’. Mari tilik lebih dalam lagi tentang frasa yang mengusung konsep kesetaraan gender ini.

Menggabungkan bidang IT dan Marketing dalam satu tempat, inilah yang dilakukan oleh Noni Purnomo, selaku Vice President Business Development Bluebird Group. Terjun bekerja di perusahaan keluarga sejak tahun 1997, Noni berencana membuat program Women Empowerment sebagai salah satu cara untuk meningkatkan taraf pendidikan keluarga. Foto: Novi Komala

Angka pekerja anak di Indonesia masih sangat tinggi. Siapa yang harus disalahkan? Orangtua, keadaan ekonomi, atau pemerintah?

Untuk sebagian orang, pendidikan menjadi salah satu faktor penting untuk menunjang perjalanan karir mereka. Tapi, apakah dalam meraih keduanya, karir dan pendidikan bisa berjalan beriringan atau memang harus ada yang diprioritaskan?

Siapa sih, yang nggak bahagia ketika menemukan seseorang yang dirasa paling tepat menjadi pendamping kita? Ketika kemudian harus memilih lebih dulu menikah atau fokus mengejar impianmu, pendidikan dan karier, mana yang akan kamu prioritaskan, atau yang akan kamu korbankan?

Sedikit mengingatkan, tanggal 2 Mei dipilih sebagai Hari Pendidikan Nasional, bertepatan dengan hari lahir Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, yang berjuang memajukan pendidikan dengan mendirikan Taman Siswa pada 3 Juli 1922 dan menulis berbagai artikel, memprotes kebijakan-kebijakan penjajah yang menghambat perkembangan pendidikan di Indonesia.