Anak bisa menyalurkan daya kreativitas dan imajinasinya dengan membuat berbagai macam coretan. Cuma kadang sebagai orang tua kita sering dibuat kesal dengan tingkah lakunya yang hobi membuat coretan di berbagai tempat. Bukan berarti kebiasaan corat-coret anak itu buruk, hanya saja kita sebagai orang tua perlu mengarahkannya dengan cara yang positif. Seperti membantu memfasilitasi hobi corat-coret anak dengan berbagai cara yang lebih kreatif, seperti sejumlah cara berikut ini. Yuk, Moms saatnya untuk ikut berpikir kreatif membantu anak mengembangkan kreativitas dan kecerdasan imajinasinya.
Sebagai orang tua kita punya tanggung jawab besar untuk mengasuh dan memastikan tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan kata-kata yang kita gunakan pada anak. Jangan sampai kita menggunakan kata atau kalimat yang justru memberi pengaruh buruk pada perkembangan mentalnya.Berikut ini ada sejumlah kata-kata dengan konteks tertentu yang sebaiknya tak diucapkan pada anak. Selengkapnya, yuk ikuti galerinya berikut ini, moms. Info bisa jadi referensi moms sekalian untuk mendidik anak dengan cara yang lebih baik lagi. Dan pastinya masih butuh lebih banyak referensi tambahan lainnya.
Bila bisa dipilih dan digunakan dengan baik, mainan dapat membantu daya kreativitas dan tumbuh kembang anak. Di sini peran orang tua sangatlah penting untuk membantu memilihkan mainan yang tepat. Hanya saja masih banyak orang tua yang belum paham akan risiko berbahaya yang bisa menimpa anak saat menggunakan jenis mainan tertentu.Seperti mainan-mainan kekinian berikut ini. Bukan bermaksud menakut-nakuti, hanya saja sebagai orang tua kita perlu lebih berhati-hati. Setidaknya kita perlu memberi pengawasan yang lebih ketat bila memberikan mainan ini untuk anak-anak tercinta. Agar anak bisa terhindar dari risiko dan bahaya yang mengintai bila terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Selengkapnya langsung saja cek di galeri foto di bawah ini.
Warga desa menganggap bahwa penyakit yang diderita oleh Kun Kun bisa menular ke warga yang lain. Tidak ingin hal ini terjadi, semua warga memutuskan untuk mengusir anak 8 tahun tersebut. Melihat kisah yang terjadi, tidak sedikit wartawan di Tiongkok, China melakukan aksi unjuk rasa terhadap perlakukan warga terhadap anak tersebut. Para wartawan ini menuntut agar Kun Kun bisa mendapatkan perlakukan yang sama seperti anak-anak lainnya. Hingga pada awal maret 2015, anak 8 tahun tersebut dikirim ke sebuah sekolah khusus untuk anak-anak penderita HIV atau AIDS yakni Linfen Red Ribbon School di Shanxi, China. Sejak berada di sekolah ini, Kun Kun mendapatkan perawatan dan perlakuan yang lebih baik. Ia menunjukkan kemajuan yang membanggakan. Meskipun anak 8 tahun ini sesekali sering menangis dalam kesendiriannya, ia adalah anak yang ramah, sopan serta sayang terhadap orang-orang di sekitarnya. Inilah potret keseharian Kun saat berada di tempat barunya yang lebih baik.
Para ibu mungkin pernah mengalami saat-saat anak tidak mau makan atau hanya mengkonsumsi jenis makanan tertentu. Kesulitan makan pada balita ini dikenal dengan istilah picky eater. Anak-anak pemilih ini membuat banyak sekali ibu mengalami kesulitan untuk mengatasinya. Para bocah ini bagaikan selebriti yang memiliki kebiasaan makan yang aneh. Ketika sebuah website parenting mommyshorts.com meminta para orang tua untuk mengirim foto buah hatinya yang picky eating maka banyak kelucuan yang didapat. Penasaran seperti apa? Intip foto-fotonya di bawah ini. Mungkin ada kebiasaan anak-anak ini yang sama dengan buah hati Anda.
Anak-anak bisa sangat rewel ketika dipotong rambutnya. Mengajaknya ke salon saja bisa sangat sulit. Nah karena itulah, banyak salon khusus anak-anak di Jepang yang memberikan sesuatu yang berbeda dengan fasilitas VIP. Tujuannya agar anak-anak bisa tenang saat dipotong rambutnya atau saat melakukan perawatan. Seperti apa salon khusus anak-anak yang istimewa ini? Langsung saja intip foto-fotonya di bawah ini, siapa tahu Anda bisa terinspirasi untuk membangun bisnis membuka salon khusus untuk anak-anak.
Seorang fotografer wanita asal, Kanada, Michelle Siu, terkejut saat mendengar jumlah perokok di Indonesia yang mencapai 60% dari penduduk berjenis kelamin pria, dan jumlah ini terus meningkat. Padahal di negara lain jumlah perokok terus menurun dari waktu-ke waktu.
Karena itu, dia merasa ada sesuatu yang salah dan harus didokumentasikan olehnya. Dia pun membuat proyek yang disebut 'Marlboro Boys', di mana dia mengabadikan para perokok di bawah umur di negara ini yang jumlahnya cukup banyak dan mengkhawatirkan. Karyanya ini membuat perokok kecil Indonesia kembali menjadi sorotan dunia setelah sebelumnya, video bayi merokok asal Indonesia cukup mendunia. Kabar ini tentu sangat memprihatinkan.