Dari mulai cobaan dalam lingkungan kerja, harus kehilangan om terdekat untuk selamanya, dan juga ayah saya divonis dokter terserang stroke.

Suamiku memintaku untuk tidak bekerja dan lebih memilih fokus merawat anak, semua itu bukan tanpa alasan.

Ketika putus asa, kadang aku berpikir aku rela jika mengorbankan nyawaku agar aku bisa memberi keturunan pada suamiku.

Yang aku rasakan saat itu sedih, bingung, malu, kehilangan kepercayaan diri, nafsu makan berkurang, bahkan untuk melakukan segala sesuatu pun menjadi sangat malas.

Umur 20 tahun sudah kerja, haduh itu masanya kuliah dan bersenang-senang.

Pria-pria yang kukenali di sepanjang pencarianku kerap kali adalah pria-pria yang bersikap tidak semestinya.

Saya akan lebih fokus lagi dengan apa yang saya kerjakan dan tidak terlalu mempedulikan omongan orang yang menjatuhkan mental saya.

Setelah satu bulan aku cuti hamil aku di-PHK di perusahaan aku bernaung, aku dikhawatirkan tidak bisa professional setelah mempunyai dua anak.

Mencintai diri sendiri dapat membuat kita lebih optimis, lebih tahu tujuan hidup, dan tidak mudah menyerah.

Semenjak pernikahan kakak saya setahun yang lalu, beberapa orang bertanya kepada orangtua saya apakah putri keduanya ini akan segera menyusul.

Rumah tangga yang mengalami masalah, ayahku meninggal dan kondisi kesehatanku yang nge-drop hingga sempat divonis mengalami sakit yang cukup serius.

Fokus pada tumbuh kembang malaikat kecil kami adalah alasan utama, yang juga menjadi alasan saya untuk tidak bekerja dan lebih memilih menjadi ibu rumah tangga.