Mungkin terkadang cinta memang harus dipendam dan dinyayikan dalam kebisuan.

Suatu saat ketika usia rumah tangga ayahku dan ibuku berjalan hampir satu tahun, kakak ibuku meninggal dan meninggalkan lima orang anak.

Di hari pernikahanku air mataku tidak berhenti berderai.

Jika bukan karena melihat anak-anakku, mungkin aku sudah bunuh diri.

Aku takkan mengulangi kesalahan kedua kalinya untuk masuk ke dalam rumah tangga seseorang.

Gelisahku membuatku tak fokus sekolah. Aku dihantui perasan takut. Bagaimana jika aku hamil?

Banyak teman yang mengira kami berdua ada hubungan lebih selain persahabatan, karena sikap kami berdua yang saling memperhatikan.

menerima semua kekurangannya seperti aku menerima kelebihannya.

Namun, kebahagiaan perlahan hilang, saat aku berumur 3 tahun, ayah memiliki tumor pada kakinya.

Awalnya, aku sangat tidak setuju mama menikah lagi karena belum sepenuhnya move on dari rasa kehilangan terhadap ayah.

Apa arti semua ini, inikah ujung dari kisah cinta yang sudah mati-matian aku pertahankan pikirku dalam hati?

Singkat cerita kekuatan dukun nenekku tak begitu ampuh, mungkin sesajennya kurang, ibuku jatuh cinta pada pria lain.