Ketika sedang asyik-asyiknya menikmati hari-hari menjadi seorang pengajar dan pengusaha kecil-kecilan, ustadzahku mengatakan bahwa seorang ikhwan ada yang ingin datang melamar.
Dana yang tadinya hanya cukup untuk pemberkatan pernikahan di gereja, karena adanya mukjizat dari Tuhan, pasangan saya mendapatkan bonus dari hasil pekerjaannya.
Orangtua pasanganku adalah seorang guru yang supel dan banyak teman. Calon ibu mertuaku bilang, “Saudara dan kenalan ibu ngajar ‘kan banyak, Nak? Apa mau tidak diundang?”