"Pernikahan bukanlah sesuatu yang dapat kalian paksakan atau kalian lakukan hanya karena kalian ingin, apalagi jika alasannya senorak usia."

"Di kondisiku ini aku tetap memilih bekerja dan berusaha menyeimbangkan antara anak, kesehatanku dan juga pekerjaan. Situasi ini tidaklah mudah."

"Aku yang memilih, aku juga yang akan tanggung jawab dengan menyelesaikan pilihan ini sampai akhir."

"Masihkah dia mencintaiku? Aku rindu. Tapi sekaligus takut."

Banyak pula orang-orang dengan gangguan mental lainnya yang kutemui dan kucoba sebisa mungkin untuk memberikan mereka sebuah semangat.

"Ibu tidak pernah menjatuhkanku apalagi memberhentikan cita-citaku. Meskipun aku tahu keadaan ekonomi keluarga kami saat itu di ambang batas."

"Aku percaya, jika kita punya mimpi, kalau hal yang kita kerjakan adalah hal yang baik dan tidak merugikan orang, niscaya, mimpi itu itu akan kita raih."

"Perasaan iri kepada teman-teman kerja, dan ragu terhadap pilihanku menjadi ibu rumah tangga, berangsur-angsur berubah menjadi perasaan menyesal."

"Aku bersyukur akhirnya kami memiliki penghidupan yang berlimpah, bahkan kami mampu membuka lowongan kerja bagi masyarakat sekitar."

"Aku memilih untuk menikmati masa lajang hingga aku siap untuk dipinang."

"Aku tidak ingin menjadi orang terakhir yang tahu tumbuh kembangnya, aku tak ingin jadi ibu durhaka yang ketika anaknya sakit tapi tetap bekerja."

Memilih jurusan saat di bangku SMA memang sebaiknya didasarkan pada kemampuan dan minat atau hobi masing-masing.