Ibuku melahirkanku saat berusia empat puluh tahun, sesekali aku menatap ibuku aku melihatnya dengan rasa iba dan sayang.

Aku hanya bisa menggambarkan wajah ibu dalam ingatan saja karena aku belum pernah melihatnya sama sekali.

Kursi roda aku dapatkan dari seorang donatur ketika aku duduk di bangku kelas 6 SD.

Aku berusah menjelaskan bahwa pindah jurusan itu tidak mudah, tapi ibu sudah telanjur merasa khawatir jika terjadi apa yang dikatakan paman terhadapku.

Aku terjatuh di tanah, menangis. Rasanya sangat tidak karuan.

Hanya aku merasa ibuku bukan ibuku yang biasanya. Ia seperti orang lain.

Beliau tidak pernah mengenal waktu karena siap 24 jam memberikan waktunya dengan ikhlas untuk memperjuangkan para petani.

Terkadang kebohongannya membuat kami khawatir apakah dia benar benar baik-baik saja atau tidak?

Jangan sia-siakan hidupmu, lihatlah dunia, dan buatlah cerita yang bisa kau bagikan.

Sampai detik ini aku belum bisa membanggakan kedua orangtuaku

Mamah rela tidak tidur bermalam-malam ketika penyakit saya sedang kambuh.

Sebagai seorang buruh bangunan, pendapatan ayah tidak seberapa.