Sejak kepergianmu, aku bahkan tak memiliki satu pun potret wajahmu.

Sudah sepuluh tahun ke belakang aku tidak bertemu dan berbicara dengannya.

Ayah selalu saja menghindar ketika teman-teman datang berkunjung ataupun sekadar ingin belajar bersama.

Bahkan dengan berakhirnya kutulis cerita ini, air mataku tak kuasa membendung.

Aku tahu, meski ayah jarang berbicara di telepon denganku, tapi aku bisa merasakan kerinduanmu melalui ucapan ibu.

Ayahku begitu kesepian, aku harusnya menyadari ini dari dulu.

Tak pernah kusangka ayah akan meninggalkan kami, meninggalkan dunia ini begitu cepat.

Walau hubungan ini sudah lama menjadi dingin dan kaku, aku hanya berharap kepercayaan dan harapanmu padaku akan meleburkannya.

Kisahnya mampu menyentuh hati jutaan hati orang yang mengetahuinya.

Dia tak ingin pacaran, inginnya serius dan langsung menikah saja.

Api yang menyala-nyala semalam dan akad pernikahan kita pada pagi harinya, adalah bukti bahwa Tuhan tidak ingin kita berpisah.

Mungkin terdengar aneh jika pihak perempuan yang melamar pihak laki-laki. Tapi begitulah adanya.