Baru-baru ini pengguna akun Reddit MrsIronbad membagi cerita tentang keluarga kecilnya, khususnya suami dan anaknya. Secara diam-diam, ia mengambil foto suami dan anaknya yang berjalan bergandengan tangan di mana pun mereka berada. Hal ini berawal sejak anaknya masih balita. Ibu asal Filipina ini sudah mengoleksi banyak foto dan ini menyentuh hati karena ia mengabadikan kedekatan ayah dan anak yang tak sekedar jadi kebiasaan, tapi juga jadi kenangan yang pastinya akan dirindukan ketika putrinya dewasa nanti, hingga menikah. Bahkan hingga saat ini, suaminya tak tahu kalau ia punya koleksi foto manis ini. Hem...so sweet ya ladies.
Meski mengenakan gaun pengantin lengkap dengan riasan cantik, tidak ada foto bersama pengantin pria, hanya Fu Xuewei dan kakeknya yang berusia 87 tahun. Ternyata, ini alasan Fu adalah untuk mewujudkan keinginan kakeknya. Pria yang jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit ini ingin bisa melihat cucunya tersebut menikah.
Sophia telah melakukan operasi sedikitnya sebanyak 26 kali. 3 operasi di antaranya adalah operasi besar pada jantung dan organ hatinya. Rencananya Sophia akan kembali menjalani operasi besarnya bulan ini di Rumah Sakit Anak di Boston. Ini adalah operasi yang sangat berisiko dan bisa membuat nyawa Sophia melayang dengan mudahnya.
Tapi sebelum melakukan operasi, Sophia memiliki sebuah impian yang sangat ingin diwujudkannya. Sebuah mimpi yang mungkin saja tak pernah ada di benak anak seusianya. Mengutip dari laman eonline.com, Sophia memiliki mimpi untuk menikahi sahabat baiknya yang bernama Hunter Laferriere. Mimpi Sophia akhirnya terwujud. Inilah fotonya bersama Hunter, sahabat baiknya yang ingin diajaknya menikah.
Kita sadari atau tidak, banyak moment sederhana di luar sana yang mampu membuat hati kita begitu tersentuh dan terenyuh. Tidak jarang, moment itu bahkan membuat kita tanpa sadar meneteskan air mata haru sekaligus bahagia.
Seperti moment-moment yang terekam kamera berikut ini. Tak hanya menyentuh hati, moment ini setidaknya membuat kita juga terpaksa berlinang air mata setelah melihatnya.
Tak pernah mudah untuk berdamai dengan kehilangan. Apalagi jika kehilangan itu menyangkut kehilangan seseorang yang paling kita sayangi, pastinya butuh waktu yang tak sebentar untuk bisa kembali menerima kenyataan dan berdamai dengan kehilangan tersebut. Maria A. Aristidou setelah kehilangan neneknya untuk selamanya, melakukan sesuatu yang tak biasa.Maria mulai menggunting kertas dan membuat kupu-kupu kertas. Pada dasarnya ia memang suka kupu-kupu dan ketika harus berdamai dengan luka kehilangan atas orang yang paling dicintainya, dia menghabiskan waktunya membuat kupu-kupu kertas yang kemudian mencapai 800 buah. Selama proses pembuatan kupu-kupu kertas tersebut, Maria menjalaninya seperti terapi. Dia membebaskan diri untuk menangis, tersenyum, dan mengenang semua hal yang berhubungan dengan neneknya. Seperti apa kupu-kupu kertas yang dibuatnya? Langsung saja ikuti galeri foto di bawah ini.
Lyndsay dan Matthew Brentlinger asal Toledo, Ohio harus menunggu waktu bertahun-tahun sebelum akhirnya dianugerahi momongan. Hingga akhirnya tanggal 17 Desember 2016 jadi hari yang bersejarah. Itulah hari akhirnya Lyndsay melahirkan dan langsung mendapat bayi kembar yang diberi nama William dan Reagan.
Sayang, William lahir dengan sejumlah masalah kesehatan. Hanya sisi sebelah kanan jantungnya saja yang bisa berfungsi dengan sempurna. Hidupnya pun sangat singkat, hanya 11 hari saja. Meski begitu kehadirannya masih sempat diabadikan dalam pemotretan yang selamanya tak akan pernah terlupakan.
Untuk kasus Mahendra sendiri, dokter Raja setidaknya memerlukan waktu selama 10 jam untuk melakukan operasi pertama. Ia bersama timnya melakukan operasi pencangkokan tulang di leher Mahendra dengan sangat hati-hati. Serangkaian operasi lanjutan juga telah dilakukan agar leher Mahendra benar-benar bisa tegak seperti orang-orang pada umumnya.
Berkat usaha dokter yang mengesankan serta doa orang-orang terdekatnya, operasi yang dilakukan terhadap Mahendra membuahkan hasil yang mengesankan. Tim dokter telah berhasil membuat leher Mahendra menjadi tegak. Ia pun kini seperti orang-orang pada umumnya. Ya, meskipun ia harus menjaga diri dan melakukan perawatan intensif selama berbulan-bulan sebelumnya.
Berikut beberapa potret mengenai Mahendra selepas operasi.
Fotografer Muyi Xiao mendokumentasikan kehidupan para remaja di daerah pedalaman Cina wilayah selatan yang menjalani pernikahan dini. Meski usia sah pernikahan menurut pemerintahan Cina adalah 20 tahun untuk wanita dan 22 tahun untuk pria, tapi nyatanya anak-anak di bawah umur ada yang sudah menikah. Pernikahan mereka "disahkan" dengan jamuan makan dan baru ketika usia mereka sudah cukup, status pernikahan itu didaftarkan sesuai aturan hukum.Sungguh memilukan melihat potret para remaja yang sudah berumah tangga di usia belasan tahun. Bahkan ada yang sudah punya anak saat baru berusia 13 tahun. Foto-foto ini akan membuka mata kita tentang sisi lain kehidupan para remaja yang menikah di bawah umur.
Nancy Borowick, sebagai seorang putri ia pasti merasa sedih ketika tahu kedua orang tuanya terkena kanker. Kedua orang tuanya Laurel dan Howie sudah saling jatuh cinta saat masih duduk di bangku kuliah. Dan setelah berpuluh-puluh tahun menikah dan membangun rumah tangga, keduanya dihadapkan pada kenyataan pahit dengan mengidap penyakit kanker.Sebagai seorang jurnalis foto, Nancy mencoba untuk mengabadikan momen-momen terakhir ketika kedua orang tuanya berjuang melawan kanker. Nancy memaparkan pada ABC News bahwa album foto yang dibuatnya ini bukan sekadar tentang penyakit kanker yang menakutkan. Lebih dari itu, foto-foto tersebut adalah tentang perjuangan untuk mengisi hidup agar lebih bermakna.
Siapa yang tidak bangga jika punya gelar diploma? Ketika semua hal sudah jauh berkembang dan semua orang bisa mengambil pendidikan lebih tinggi dan keluar negeri. Tapi gelar ini justru sangat berarti bagi seorang nenek berumur 97 tahun bernama Margaret Thome Bekema. Ini foto-foto saat nenek Bekema diberikan ijazah dan mendapat toga yang mengharukan.
Siapa yang tak ingin mewujudkan impian seorang anak kecil yang mungkin kesempatan hidupnya sudah tak lama lagi? Saat dimintai bantuan untuk memeriahkan perayaan Natal yang dirayakan lebih awal oleh keluarga Evan Leversage, tentu saja seluruh kota dengan senang hati melakukannya.
One Last Christmas, judul yang tertulis di bagian atas selebaran. Saat penyakitnya semakin parah, dan dokter mengatakan bahwa ia sudah tidak dapat berbuat banyak, yang bisa dilakukan oleh keluarganya hanyalah menikmati waktu yang tersisa dengan sebaik mungkin. Termasuk merayakan Natal di bulan Oktober dengan seluruh kota ini.
Evan mungkin masih kecil dan belum mengerti banyak hal. Namun ia pasti mengerti dan bisa merasakan cinta seluruh kota padanya, yang disampaikan melalui dekorasi indah yang menghangatkan hati ini.