Sebenarnya alasanku menolak Vyan bukan karena aku tak ada rasa kepadanya tetapi karena aku sudah tak suci lagi.

Ayahku marah, merasa dilangkahi, dan memintaku untuk menunda pernikahan hingga batas waktu yang tidak dapat ditentukan olehnya sendiri.

Nanti setelah ini kamu temukan wanita baik, bersyukurlah dan ingat itu karena aku mundur.

Kini kutemukan jawaban untuk membalas sindiran orang-orang yang nyinyir tentang kisah cintaku.

Aku yang merasa bodoh karena tidak bisa menjaga hati pasanganku sendiri, sampai kekasihku berpaling hati ke wanita lain.

Sungguh hati saya hancur apalagi calon suamiku yang saat itu sangat dekat dengan ibunya.

Tiba-tiba datang seorang perempuan bersama laki-laki paruh baya. Perempuan itu mengaku sebagai kekasih suamiku.

Ayah saya yang sudah emosi menampar wajah saya hingga memar tapi tetap saja tidak menyurutkan cinta saya pada Toni.

Lelaki yang akan menikah bersama sahabatku itu ialah kekasihku sendiri.

Akan tetapi satu hari pasca pernikahan wanita itu menolak berkeluarga bahkan hingga menjerit–jerit dan membanting barang–barang.

3,5 tahun kami menjalin hubungan bersama tanpa tahu arah yang jelas.

"Aku dan kekasihku tak pernah terpisahkan. Aku yakin cinta itu tidak ada batasnya."