Dia menganggapku hanya teman biasa, biasa untuk dia maki, biasa untuk menemaninya ke mana ia mau walaupun aku begitu lelahnya

Kenapa dia tak jujur denganku waktu itu? Padahal aku tak mungkin akan mencintainya, jika dia masih pacar orang.

Wanita cantik tersebut datang ke pemakaman memakai gaun pengantin untuk menandai bahwa hari itu seharusnya ia melangsungkan pernikahan dengan calon suaminya.

Tak semua perasaan cinta kita bakal mendapat balasan yang sama.

Hatiku sangat sakit ketika kamu bilang alasanmu memutuskan aku karena kamu hanya kasihan padaku.

Jujur saja aku mulai takut dengannya, belum lagi semua yang kulakukan tampak salah dan selalu dicaci dengan kata-kata kotornya.

Rasa suka yang hanya dirasakan sepihak memang menyedihkan.

Hal yang tak terduga pun terjadi, pacarku dipermalukan di depan umum oleh Ibuku sendiri.

Langit serasa hancur berkeping. Tidak ada yang lebih sakit selain rasa kehilangan ini.

Dia sedang bimbang karena wanita cinta pertamanya yang kemarin belum selesai datang lagi.

Kulupakan cita-citaku untuk menikah muda. Trauma masih terasa sampai saat ini.

Jika saja dulu aku menerima rencana pernikahannya yang sederhana, mungkin kami sudah sah sebagai mukhrim yang tidak membuat dia berlama-lama mengumpulkan uang untuk menikah.