Pengertian
Hipersomnia merupakan gangguan tidur yang cukup jarang, yang dapat menyebabkan rasa kantuk berlebih pada siang hari. Bahkan meski sudah mendapatkan tidur yang cukup pada malam hari. Kondisi ini juga sering kali menyebabkan kesulitan untuk bangun pada pagi hari setelah tidur pada malam hari atau tidur siang.
Pada kondisi ini, kebutuhan untuk tidur dapat terjadi kapan saja, termasuk pada saat mengemudikan kendaraan atau bekerja, yang dapat membuat kondisi ini menjadi berbahaya. Umumnya, hipersomnia berkembang selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Diagnosis dari kondisi ini dilakukan setelah menyingkirkan gangguan tidur yang lebih sering terjadi. Sementara itu penanganannya ditujukan pada mengendalikan tanda dan gejala dengan pengobatan.
Penyebab
Terdapat beberapa kemungkinan penyebab dari hipersomnia, seperti:
- Gangguan tidur seperti narkolepsi (rasa kantuk pada siang hari) dan sleep apnea (interupsi dari pernapasan selama tidur)
- Tidak mendapatkan tidur yang cukup pada malam hari (deprivasi tidur)
- Memiliki berat badan berlebih
- Penggunaan obat-obatan terlarang atau alkohol
- Cedera kepala atau terdapatnya penyakit neurologis, seperti sklerosis multipel
- Faktor genetik
Gejala
Pada seseorang yang mengalami hipersomnia, tanda dan gejala lain yang dapat timbul termasuk:
- Sering tertidur pada siang hari dan tidak merasa segar setelahnya
- Tertidur secara tiba-tiba, sering kali pada saat makan atau berbicara
- Tetap tidur selama waktu yang lama pada malam hari
Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis hipersomnia, dokter akan mengevaluasi tanda dan gejala yang dialami, melihat riwayat medis dan riwayat keluarga. Hal ini termasuk pengobatan yang sedang dikonsumsi, serta dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan diagnosis kondisi yang dialami dan menentukan penyebabnya, termasuk:
- Epworth Sleepiness Scale atau Skala Kantuk Epworth. Dokter dapat meminta pasien untuk menilai rasa kantuk yang dialami, guna menentukan bagaimana keseharian dipengaruhi oleh pola tidur.
- Sleep diary atau agenda tidur. Dokter dapat meminta pasien untuk mencatat agenda tidur, di mana pasien mendokumentasikan jam tidur dan jam bangun untuk menunjukkan durasi dan pola tidur sehari-hari.
- Polisomnogram. Pada pemeriksaan ini, pasien dapat tinggal di pusat penelitian tidur selama satu malam. Polisomnogram memantau aktivitas otak, gerakan bola mata, gerakan kaki, denyut jantung, pola pernapasan, dan kadar oksigen pada saat tidur.
- Multiple sleep latency test atau pemeriksaan latensi tidur multipel. Pemeriksaan ini mengukur rasa kantuk dan tipe serta derajat tidur yang dialami selama tidur siang. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan sehari setelah polisomnogram.
Penanganan
Penanganan terhadap hipersomnia ditujukan untuk meredakan tanda dan gejala yang timbul. Pengobatan stimulan tertentu dapat diresepkan oleh dokter untuk membantu tubuh tetap terjaga pada siang hari bila dinilai dibutuhkan.
Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan untuk membuat pola tidur malam yang rutin dan menghindari alkohol, kafein, serta obat-obatan tertentu yang dapat memengaruhi pola tidur.
Pencegahan
Karena penyebab dari hipersomnia masih belum diketahui secara pasti, maka belum ada metode pencegahan yang terbukti efektif secara sepenuhnya untuk mencegah timbulnya kondisi ini. Namun, beberapa cara tertentu yang diyakini dapat membantu menurunkan rasa kantuk di siang hari. Misalnya dengan membuat agenda tidur, memastikan tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya, dan memastikan lingkungan tidur adalah tempat yang gelap, sunyi, dan sejuk.