Riwayat Hajar Aswad
Semua umat Muslim menginginkan mencium batu Hajar Aswad. Selain wangi, batu berwarna hitam tersebut juga menjadi sunah saat seorang muslim bisa menciumnya.
Namun, tidak mudah untuk mencium batu yang diriwayatkan berasal dari surga tersebut, karena banyak orang yang berebut bisa mencium batu yang letaknya berada di salah satu sisi Kakbah ini. Bukan hanya puluhan, ribuan orang bahkan ingin menciumnya dalam waktu bersamaan.
Mereka berebut karena Nabi Muhammad SAW mencium Hajar Aswad yang terletak di sisi Kakbah. Letaknya persis di Rukun Hajar Aswad atau di sebelah pintu Kakbah. Batu hitam itu dibingkai cincin Hajar Aswad berwarna perak, dan terletak berada di ketinggian 1 meter.
"Karena mencium mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, bukan karena ada fadilahnya. Rasulullah mencium Hajar Aswad didasari pada ketaatan dan kepatuhan kepada Allah," kata Konsultan Bimbingan Ibadah Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Profesor Aswadi, di Mekah, Senin (14/8/2017).
Aswadi mengisahkan, sahabat Nabi Muhammad SAW, Umar bin Kathab, pernah berkata jika bukan karena Nabi Muhammad mencium Hajar Aswad maka ia tidak akan melakukannya.
"Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu," kata dia.
Berdasarkan pernyataan itu, Aswadi menjelaskan, mencium Hajar Aswad adalah murni karena kepatuhan. "Bukan karena nafsu, tapi berdasarkan dari wahyu Allah SWT," jelas dia.
Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel ini menjelaskan, Hajar Aswad mengandung banyak rahasia, di antaranya warna aslinya yang putih bisa berubah menjadi hitam.
"Itu sama dengan perilaku manusia. Bahwa manusia diciptakan oleh Allah, tetapi karena dorongan manusia ingin melampaui batas maka dari itu menjadi ternoda," kata Aswadi.
Hukum Tidak Mencium Hajar Aswad Saat Berhaji
Hajar Aswad merupakan batuan yang menjadi keinginan semua muslim yang datang ke Tanah Suci untuk menciumnya atau bahkan hanya sekedar mengusapnya.
Hajar aswad berada di sudut Kakbah sebelah tenggara dan diletakkan oleh Nabi Ibrahim di atas fondasi dasar Baitullah yang telah dia tinggalkan bersama putranya, Nabi Ismail. Hajar Aswad memiliki berbagai keistimewaan dan keutamaan.
Namun, hanya beberapa orang saja yang dapat mewujudkan keinginan tersebut karena lupa atau tidak berhasil meraihnya.
Dilansir dari buku 100 Tanya-Jawab Haji & Umrah karya Yusuf Al Qaradhawi, dijelaskan apabila seseorang ke Tanah Suci, namun tidak dapat mencium atau bahkan mengusap Hajar Aswad maka hal tersebut tidak menjadi masalah dan Ibadahnya selama di Tanah Suci itu tetap diterima.
Hal tersebut dikarenakan mencium dan mengusap Hajar Aswad hukumnya sunnah, bukan bagian dari rukun dan wajib haji ataupun umrah.
Yusuf mengatakan, mencium Hajar Aswad dianjurkan bagi orang yang bisa melakukannya dengan mudah tanpa harus menyakiti diri.
"Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu," (HR Bukhari).
Dikarenakan pada musim haji seperti sekarang ini, rasanya sulit untuk bisa mencium Hajar Aswad, kecuali dengan susah payah dan perjuangan berat.
Namun, Yusuf menjelaskan cara agar tidak berdesak-desakan adalah dengan mengusap melalui isyarat.
"Alangkah baiknya jika ia mencium Hajar Aswad kalau memang mampu menciumnya, atau menyentuhnya, lalu mencium tangannya, atau sekedar memberi isyarat dari jauh" kata Yusuf dalam bukunya.
Cara tersebutlah yang dapat dilakukan calon haji pada saat ini di Tanah Suci, yang ingin melaksanakan sunnah Rasulullah SAW tersebut.