Penyesalan seringkali datang terlambat, akankah ada pintu maaf?

Haruskah mempersalahkan Sang Pencipta yang berkuasa atas hidup, maut, dan jodoh seseorang?

Di antara dua pilihan aku bingung harus memilih yang mana.

Dia berselingkuh dengan sahabatku sendiri, dan mereka masih menjalin hubungan sampai sekarang, sangat lucu kan kedengarannya?

Bagaimana cara si perfeksionis ini mengobati patah hatinya?

Semakin jauh dan nggak kenal, semakin merasa berhak mengurusi.

Dulu sebelum dia datang memang ada seorang pria yang diharapkan. Tapi aku hanya bisa mencintainya dalam diam.

Aku selalu bermimpi tentang pernikahan setelah lulus kuliah.

Ada sejumlah cara mudah yang bisa kamu lakukan agar bisa cepat move on setelah dicampakkan pria yang tadinya sangat kamu kagumi.

Aku bertanya kepada dia, "Kalau punya tunangan, buat apa sekarang kamu hubungin aku?" Lalu dia bercerita bahwa tunangannya selingkuh.

Teman masa kecilku ternyata menarik perhatianku, benarkah ini cinta? atau sekadar rasa simpati yang biasa.

Kenapa nggak diakhiri saja kalau sudah nggak cinta? Well, terkadang masalahnya memang nggak sesimpel itu ya.