Film ‘Ketika Mas Gagah Pergi’adalah film remaja, banyak pelajaran yang bisa diambil dan dijadikan panutan. Menurutnya, film adalah salah satu cara untuk menyampaikan pesan positif ke masyarakat.
Film ini berawal dari penjualan gelang ‘Hope’, karena banyaknya dukungan dalam project ‘I am Hope’ membuat Wulan Guritno tidak menyangka, dan project ini bisa berjalan lancar.
Semenjak berperan sebagai Fatmawati dalam film ‘Soekarno’, Tika Bravani mendapatkan peran yang identik dengan ibu muda terus. Tetapi untuk film 3, ia menjadi kecanduan ingin main film action lagi.
Wulan Guritno berperan sebagai germo kelas atas dalam film ‘Lily Bunga Terakhirku’ yang disutradarai oleh Indra Birowo. Untuk maksimal memerankan tokoh tersebut, Wulan melakukan beberapa riset.
Bermain di film romantic thriller sebagai seorang mucikari, membuat Wulan Guritno meriset terlebih dahulu untuk memperdalam perannya di film ‘Lily Bunga Terakhirku’.
Biasanya film horror identik dengan unsur seksinya. Meskipun demikian, Alexa tetap ketagihan bermain film horor, tetapi horor yang tidak ada adegan seksinya.
Pertama kali bermain di film action, membuat Hamish Daud melakukan sedikit latihan. Selama latihan, Hamish merasa seru karena dilatih oleh pelawak, Yayan Ruhian.