Industri fashion lokal makin semarak, tak hanya diwarnai oleh desainer-desainer yang merancang gaun malam, namun juga koleksi streetwear dengan target market yang lebih muda.
Industri fashion tak berbeda jauh dari entertainment. Seperti memenangkan piala Oscar karena 1 peran, bisa membawamu naik ke puncak ketenaran. Hal serupa terjadi buat brand Vetements.
Sukses dengan brand pertamanya yaitu alex[a]lexa, Monique dan Sendy Soeriaatmadja mencoba keberuntungan mereka kembali di industri fashion dalam negeri lewat brand SOE Jakarta.
Seorang fashion designer yang handal, mampu mengubah aturan fashion yang ‘tabu’ menjadi sesuatu yang bisa diterima secara universal. Ya, kami sedang berbicara tentang Roksanda Ilincic.
Nama Dao-Yi Chow dan Maxwell Osborne mungkin sudah tak asing lagi di telinga para fashionista. Di bawah label Public School, keduanya bersinar. Tahun ini, gebrakan baru siap diluncurkan.
Buat Balmain, mendesain koleksi pakaian yang identik dengan detail rumit dan harga selangit, tidak mudah. Hanya Olivier Rousteing yang kala itu ada di benak mereka.
Free-spirited style in the late Sixties, reworked in an easy and elegant way. All by Tory Burch Pre-Fall 2015 Collection. Photographed by Winson Salim (AXIOO Photography), styled by Ratna Irina.
Blazer bermodel konvensional seperti jas laki-laki tidak lagi menjadi hal yang istimewa setelah melihat inovasi Kym Ellery yang mengubahnya menjadi lebih menarik.
Belakangan, nama Wes Gordon sering terdengar di telinga para pemerhati fashion. Bagaimana tidak, di usianya yang belum menginjak 30 tahun, ia sudah mendapat pengakuan dari industri fashion dunia.