Selama hampir 9 tahun saya menjalin hubungan dengan seorang pria yang saya yakini adalah jodoh saya.

Terkadang saya merasa sedih sekali, merasa diri saya tidak menarik atau membosankan, merasa saya adalah orang paling jelek, paling tidak diinginkan oleh orang lain dan selalu bertanya pada diri saya sendiri, “Kapan sih gue punya pacar?"

Sepertinya cinta bukan sesuatu yang mudah buatku, tapi ya setidaknya aku sudah mencoba melakukan yang terbaik, tapi mungkin waktunya saja yang belum tepat.

Untuk saat ini menjadi single pun tak masalah. Masih ada hal-hal yang ingin aku raih.

Memang aku tidak menikah sesuai targetku tapi itu bukan masalah yang wow untuk diriku.

Aku ingin menanyakan kapan. Kapan dia akan meminangku secara resmi karena aku merasa aku sudah siap.

Aku pun juga mendapatkan kekerasan fisik dari papaku selama tiga tahun.

Rasa gelisah, stres, dan frustasi pun seolah menjadi teman, yang terus mengiringi setiap tarikan napas jika mendengar pertanyaan “kapan nikah”.

Tak perlu risau masalah jodoh, sebab sama seperti rezeki, hal itu sudah digariskan bahkan sejak kita masih dalam kandungan.

Karena kebanyakan faktor adanya perceraian itu disebabkan oleh kurangnya kebutuhan ekonomi dalam keluarga.

Menikah memang kerinduan setiap insan yang masih single tapi bukan berarti karena usia yang tinggi membuat kita berpikiran asal jadi.

Saya memang tumbuh dalam keluarga broken, ibu dan ayah saya berpisah saat saya masih berusia 1,5 tahun.