Jikalau saja kecantikan tidak menyumbangkan beban psikis untuk aku maka aku akan tetap bisa menikmati hidup ini apa adanya.

Make-up minimalis yang kuharapkan tinggal impian belaka, ditambah lagi fotografer saat malam adat pernikahanku tidak datang.

Apapun keputusan seorang ibu baik menjadi seorang full time mommy ataupun working mom, please hargai itu.

Tiba-tiba datang seorang perempuan bersama laki-laki paruh baya. Perempuan itu mengaku sebagai kekasih suamiku.

Aku tidak akan punya waktu untuk mencari WO pengganti dengan kurun waktu dua hari, semua yang aku dambakan di hari yang aku nantikan hilang.

Soal urusan kapan nikah, punya anak, dan kerja kembali sudah ada waktunya masing-masing.

Haruskah mempersalahkan Sang Pencipta yang berkuasa atas hidup, maut, dan jodoh seseorang?

Dia memegang tanganku dengan erat sambil berkata, “Tenang apapun yang terjadi, aku selalu di sampingmu bukan di depanmu ataupun di belakangmu kita jalani ini bersama.”

Aku kira budget dengan terpisah-pisah tidak sepaket dengan tenda lebih terjangkau ternyata lagi-lagi perkiraanku salah.

Dalam salat selalu aku berdoa semoga semua rencana pernikahan bisa lancar.

Janganlah bersikap seperti halnya seorang wasit yang menentukan keberhasilan hidup seseorang.

Ayah selingkuh bahkan berniat untuk menikah lagi.