Selalu tempatkan diri kita sebagai orang lain setiap kali kita hendak berbicara. Jangan sampai kita merasakan penyesalan mendalam karena perkataan yang keluar dari mulut kita tidak akan pernah bisa ditarik kembali.
‘Your word is your sword’, Erwin Parengkuan mengaku verbal bullying bisa dihentikan dengan meningkatkan empati terhadap sesama. Sedangkan Ary Kirana menceritakan kisahnya sebagai korban bully saat masih kecil.