Fimela.com, Jakarta Tidak ada orang yang ingin terjebak dalam hubungan yang penuh kekerasan dan menyakitkan. Namun, perubahan perilaku pasangan bisa muncul secara tiba-tiba, mengakibatkan situasi yang tidak diinginkan. Jika Anda berhasil keluar dari hubungan yang merugikan, pasti ada sejumlah aspek yang mengalami perubahan, termasuk kesehatan mental Anda yang mungkin terpengaruh.
Proses pemulihan dari hubungan semacam ini menjadi perjalanan panjang dan sangat bersifat pribadi. Entah itu berupa kekerasan emosional, psikologis, maupun fisik, efeknya bisa bertahan lama dan sulit untuk dihadapi. Meskipun jenis kekerasan yang dialami berbeda-beda, proses pemulihan tetap membutuhkan waktu, kesabaran, introspeksi, dan yang paling krusial, kasih sayang terhadap diri sendiri.
Para pakar menyatakan bahwa penyembuhan itu mungkin tercapai, tetapi memerlukan usaha dan dukungan yang konsisten. Pentingnya pengendalian emosi dan refleksi diri dalam proses ini tidak bisa diabaikan, dilansir Fimela.com dari berbagai sumber, Senin(13/1/2025).
Advertisement
Advertisement
1. Akui Kekerasan dan Terima Realitas Anda
Langkah pertama yang perlu diambil dalam proses pemulihan adalah mengakui bahwa Anda adalah seorang korban.
Dr. Otta menekankan, "Kesadaran dan penerimaan terhadap pelecehan adalah hal pertama yang diperlukan." Hal ini sangat penting karena banyak penyintas seringkali merasa malu atau bersalah.
Mengakui bahwa itu 'bukan salah Anda' dan bahwa Anda 'berhak diperlakukan dengan hormat dan bermartabat' dapat membantu memutus rantai emosional yang mengikat Anda.
2. Proses Penyembuhan Memerlukan Waktu
Penyembuhan dari pengalaman kekerasan tidak memiliki waktu yang pasti dan sangat bergantung pada individu serta tingkat keparahan kekerasan. Priyanka Kapoor menyatakan bahwa proses ini bisa memakan waktu enam bulan hingga satu tahun. Mempercepat penyembuhan dapat menunda pemulihan emosional, jadi penting untuk mengikuti ritme pribadi.
Kemandirian emosional adalah hal yang tidak bisa dinegosiasikan. Kapoor mengingatkan agar tidak terburu-buru dalam memulai hubungan baru karena bisa mengulangi siklus beracun. Fokuslah pada pengembangan kemandirian emosional dan pastikan pemulihan emosional sebelum menjalin hubungan baru.
Advertisement
3. Introspeksi Diri untuk Perkembangan
Proses penyembuhan dipengaruhi oleh refleksi diri dan pengampunan. Dr. Otta mendorong introspeksi untuk memahami pola hubungan dan kesalahan masa lalu, yang membantu membangun kebiasaan positif dan menghindari hubungan merugikan.
Pengampunan tidak berarti memaafkan tindakan pelecehan, tetapi penting untuk kebebasan emosional dan membuka jalan bagi pertumbuhan serta pemberdayaan diri.
4. Pulihkan Harga Diri dan Tentukan Batasan
Kapoor menekankan pentingnya meningkatkan harga diri melalui pengembangan dan refleksi diri serta menetapkan batasan yang jelas dalam berbagai aspek kehidupan untuk menjaga kesehatan emosional.
Proses penyembuhan dari hubungan abusif adalah perjalanan pribadi yang menantang, namun dengan pola pikir dan dukungan yang tepat, pemulihan sepenuhnya dapat dicapai. Kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dapat diterima dan harus ditangani dengan serius untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan sehat.