Fimela.com, Jakarta Setiap individu di dunia ini memang memiliki kriteria dan tipenya masing-masing dalam mencari atau menjalin sebuah hubungan asmara bersama seseorang. Terkadang ada yang memiliki kriteria khusus layaknya tinggi badan, warna kulit, ataupun usia tertentu. Dalam menjalin hubungan dengan adanya perbedaan usia pada dasarnya normal untuk terjadi dan dilakukan oleh beberapa orang. Namun, hal tersebut tidak bisa dikatakan cukup normal jika perbedaan usia yang terpaut sangat jauh atau bahkan nyatanya salah satu pasangan masih berada dalam usia underage atau di bawah umur, tepatnya sekitar di bawah umur 17 tahun. Jika mereka tetap menjalin hubungan asmara ke depannya, hal tersebut sudah tergolong ke dalam grooming, eksploitasi anak untuk kepuasan sendiri, atau bahkan pedofil bagi salah satu dari mereka yang memanfaatkan posisi perbedaan usia yang jauh ini dengan menikmati momennya.
Grooming Anak merupakan salah satu teknik manipulator untuk mengisi pikiran anak dengan tujuan eksploitasi dan bahkan pelecehan seksual. Seseorang dengan ketertarikan untukmencari pasangan yang memiliki jarak usia yang jauh dengannya, sama saja dengan pribadi tersebut secara benar-benar sadar telah melakukan eksploitasi pada anak. Hal ini tak hanya akan membawa pengaruh negatif pada kesehatan mental sang anak namun juga pada kesehatan fisiknya. Jika kamu menyadari adanya modus grooming anak dan kamu tetap diam akan hal tersebut, maka sama saja kamu membiarkan jiwa sang korban teraniaya baik secara langsung ataupun secara tak langsung.
Pada umumnya, seorang korban child grooming tidak menyadari dirinya berada dalam usaha modus eksploitasi anak dan pelecehan seksual. Oleh karena itu, berikut adalah tanda-tanda yang bisa membantu kamu menyadari apakah kamu berada di dalam usaha grooming dan eksploitasi anak yang bisa sangat berbahaya untuk pribadimu ke depannya? Yuk, ikuti ulasannya berikut ini.
Advertisement
Advertisement
1. Perhatian Berlebih dan Hadiah yang Tidak Wajar
Seorang pelaku grooming tentunya memiliki taktik tersendiri untuk membuat sang korban luluh. Pada umumnya mereka akan memberikan perhatian ekstra serta hadiah mahal yang berlebihan kepadamu agar kamu luluh dan mulai tercipta perasaan emosional yang intens. Jadi, jika kamu sering mendapat hadiah mahal tanpa alasan yang jelas, pelaku sering memberikan pujian dan perhatian lebih, hingga akhirnya kamu merasa terjebak untuk membalas kebaikan tersebut, hubungan ini bisa digolongkan ke dalam situasi grooming yang sangat berbahaya.
Jika diteruskan, maka kamu akan menjadi rentan, mudah terkecoh, dan lemah terhadap manipulasi karena merasa adanya hutang budi pada pelaku. Pola ini juga bisa merusak pandanganamu terhadap hubungan asmara yang sehat, dimana seharusnya dua orang merasakan cinta yang tulus tanpa melibatkan imbalan atau materi. Untuk pencegahannya, kamu harus menanamkan pada diri bahwa hubungan yang sehat tidak didasarkan pada materil. Beri perhatian khusus jika ada seseorang yang menaruh perhatian lebih kepadamu. Serta, banyaklah diskusi dengan teman maupun keluarga mengenai batasan dalam menerima hadiah dari orang lain, terlebih lagi orang asing.
2. Permintaan untuk Merahasiakan Hubungan
Usaha grooming sesekali melibatkan unsur kerahasiaan. Pelaku terkadang memintamu untuk tidak menceritakan hubungan mereka kepada siapa pun. Seorang korban menjadi sangat diisolasi dari lingkungan sosialnya sehingga membuat sang pelaku lebih mudah untuk mengendalikan. Hal tersebut cukup berbahaya, karena nantinya ditakutkan kamu akan mengalami ketergantungan emosional pada pasangan dalam hal apapun.
Untuk mencegah situasi ini, kamu perlu yakin untuk berperilaku terbuka dan lebih berbagi mengenai segala hal kepada teman dan keluarga tanpa adanya rasa takut. Tanamkan pada diri bahwa hubungan yang sehat bukanlah melibatkan rahasia yang membatasi ruang gerak hubungan dengan keluarga ataupun teman.Â
Advertisement
3. Pelaku Mengontrol dan Memanipulasi Keputusan
Seseorang yang berusaha memasukkan kamu ke dalam ekploitasi anak di balik kata hubungan asmara biasanya akan mencoba untuk mengendalikan kehidupanmu, termasuk bagaimana kamu berpakaian, bertindak, berpikir, atau bahkan dengan siapa kamu harus berteman. Hal ini bisa ditandakan dengan situasi dimana kamu mulai kehilangan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri, pelaku sering menujukkan sifat posesif, dan kamu mulai merasakan takut untuk mngecewakan pelaku karena ancaman-ancaman yang dikeluarkan ataupun ancaman emosional layaknya, "Kalau kamu mencintai aku, kamu harus menuruti kata-kataku."
Saat kamu mulai kehilangan rasa kemandirian dan munculnya rasa ketergantungan, di situlah kamu sudah mulai terperangkat dalam hubungan toksik yang mampu mengeksploitasi kamu. Jika hal ini terus kamu biarkan, jati dirimu akan mulai kehilangan identitasnya, dan kamu akan terperangkap dalam hubungan yang rusak tersebut. Untuk itu, kamu perlu mengingat bahwa kemandirian dan hak untuk membuat keputusan merupakan elemen penting dalam menjalin sebuah hubungan. Kamu juga perlu melihat bahwa sikap posesif sama sekali tidak memiliki kebaikan di dalamnya, posesif hanya akan mengantarmu pada hubungan yang tidak sehat. Dan yang terakhir, pastikan kamu selalu keep in touch dan mendapat support dari keluarga atau teman agar mereka bisa membawamu ke jalan yang lebih baik.
4. Desakan untuk Melakukan Hal yang Tidak Nyaman
Pelaku sering memaksa atau membujuk kamu untul melakukan sesuatu yang pada dasarnya tidak kamu sukai, seperti mengirim foto pribadimu ataupun bertemu di tempat tertentu secara diam-diam. Hal tersebut dapat dtandakan dengan rasa tertekan atau cemas yang kamu alami setelah berbicara dengan pelaku. Kamu sering merasa bersalah jika mereka kamu menolak permintaanya. Terakhir, pelaku sering menggunakan dalih cinta untuk memaksamu seperti, "Kalau kamu sayang aku, pasti kamu mau."
Situasi ini sudah cukup membuktikan bahwa kamu berada dalam hubungan eksploitasi yang sedang dibangun oleh pelaku. Hal ini akan membawamu pada sifat rentan akan pelecehan dan eksplotasi seksual, serta menyebabkan trauma emosional jangka panjang yang sangat menguras tenagamu. Untuk itu, kamu harus mulai berani untuk mengatakan "tidak" dan mengenali batasan mereka sendiri. Kamu perlu mengetahui dasar cinta sejati tidak pernah melibatkan tekanan untuk melakukan sesuatu yang tidak nyaman. Terakhir, kamu perlu menaruh waspada terhadap dunia maya, terutama media sosial.
Advertisement
5. Pelaku Menciptakan Ketergantungan Finansial
Suatu usaha eksploitasi sering kali melibatkan aspek keuangan atau finansial suatu pribadi. Pelaku sangat mungkin untuk menggunakan taktik dengan menawarkan uang, barang, atau bahkan bantuan finansial sebagai cara untuk menumbuhkan rasa ketergantungan dalam dirimu. Hal ini dapat ditandakan dengan sifatmu yang mulai bergantung pada pelaku untuk kebutuhan fnansial layaknya, uang atau barang mewah. Pelaku mulai mengontrol gerak batasmu karena bantuan finansial yang dikeluarkan. Terakhir, kamu menjadi takut kehilangan hubungan hanya karena merasa kebutuhanmu hanya akan terpenuhi jika kamu terus bersama dengan pelaku.
Bahaya dari sifat ketergantungan ini bisa sangat berbahaya untuk kamu, terutama kamu bisa mulai mempertanyakan eksistensi kehidupan jika tidak bersama sang pelaku. Siklus ketergantungan ini juga dapat menghambatmu untuk hidup mandiri di masa depan. Oleh karena itu, kamu perlu mengedukasi diri sendiri mengenai cara mengolah uang secara mandiri agar tidak ketergantungan pada orang lain. Carilah beberapa income yang stabil agar kamu tidak perlu merasakan membutuhkan dukungan finansial dari luar, pastikan kamu bisa memenuhi kebutuhanmu dengan baik.
Sebagai masyarakat, penting bagi kita untuk terus meningkatkan kesadaran tentang bahaya ini, mengenali tanda-tanda grooming, dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri sendiri, serta anak-anak di luar sana. Dengan edukasi yang cukup, komunikasi terbuka, dan dukungan yang kuat, kamu bisa keluar dari hubungan tidak sehat ini serta kita juga dapat membantu mencegah grooming dan melindungi generasi muda dari dampak buruk eksploitasi.