Sukses

Relationship

⁠5 Tanda Penerapan Cara Move on yang Salah dan Harus Diubah

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela merasa struggle saat berusaha untuk move on? Melupakan kenangan-kenangan, perasaan, serta semua hal yang menyenangkan atau menyakitkan yang terjadi dengan pasangan dalam hubungan sebelumnya yang sudah berakhir memang sebuah tantangan yang berat. Ada sebagian orang yang rela membiarkan kenangan itu ada dan melekat pada hati serta pikirannya karena memang dirinya yang masih tidak mau melupakan semua momen yang dibangun bersama.

Di sisi lain, ada pula orang berusaha mati-matian agar ia bisa melupakan kenangan tersebut dan melangkah maju melanjutkan hidupnya dengan lebih baik tanpa menoleh ke belakang. Namun, dengan segala usaha yang mereka jalani pun, terkadang rasa rindu dan perasaan ingin kembali ke masa lalu masih ada dan melekat padanya. Itu berarti pertanda bahwa cara move on yang ia jalani kurang benar.

Lantas, bagaimana cara penerapan move on yang benar agar kita bisa melanjutkan kehidupan lurus ke masa depan tanpa menengok ke masa lalu yang bisa menghambat kita? Yuk, kenali cara tepatnya dengan ulasan berikut ini!

1. Pemberian Waktu yang Terburu-buru

Terkadang memang kita terlalu gegabah dalam mengambil keputusan karena pikiran kirta yang terdominasi oleh perasaan sedih selepas berakhirnya suatu hubungan. Hal ini menyebabkan aksi kita dikendalikan oleh perasaan kita sehingga muncul lah beberapa tindakan yang terkesan terburu-buru dan berakhir perasaan kita yang berkabung kembali. 

Dalam penerapan move on sewajarnya memang harus kita berikan waktu sebanyak-banyaknya dan sebesar apapun. Kita tidak bisa memaksakan perasaan kita untuk move on dengan cepat. Kita juga perlu memikirkan apakah perasaan kita terpaksakan atau perasaan kita jalan dengan sendirinya. Perlu diperhatikan bahwa dalam usaha move on, diperlukan waktu yang sebanyak-banyaknya agar perasaan kita berjalan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

2. Mencari Pengganti Terlalu Cepat

Dalam upaya melupakan mantan, beberapa orang merasa terburu-buru untuk memulai hubungan baru. Mereka mungkin berharap bahwa kehadiran orang lain dapat menggantikan atau mengalihkan perasaan terhadap mantan. Sayangnya, hubungan pelarian atau yang dikenal dengan istilah "rebound" ini biasanya berakhir dengan rasa kecewa atau bahkan luka baru, baik bagi diri sendiri maupun orang yang baru hadir dalam hidup.

Sebelum menjalin hubungan baru, pastikan kamu sudah pulih dan tidak menjadikan pasangan baru sebagai pengganti atau pelarian. Fokuslah untuk menyembuhkan diri dan kembali mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Hubungan yang sehat akan lebih mungkin tercipta jika kamu sudah sepenuhnya move on.

3. Terus Menguntit Media Sosial Mantan Pasangan

Tidak sedikit orang yang kesulitan menahan diri untuk tidak melihat media sosial mantan. Sering kali, tanpa sadar, mereka jadi terus-menerus memperhatikan unggahan terbaru, aktivitas, atau bahkan status yang dibagikan oleh sang mantan. Kebiasaan ini justru bisa menjadi “jebakan” karena membuat seseorang sulit melepaskan diri secara emosional. Terus menerus mengikuti aktivitas mantan hanya memperpanjang rasa sakit dan membuat pikiran terus terpaku pada masa lalu.

Pertimbangkan untuk membatasi aksesmu terhadap media sosial mantan. Kamu bisa unfollow, mute, atau bahkan memblokir sementara jika merasa sulit. Dengan begitu, kamu bisa lebih fokus pada kehidupan sendiri tanpa terganggu oleh update yang hanya memancing nostalgia.

4. Menghindari Perasaan Sedih Sepenuhnya

Salah satu kesalahan terbesar saat mencoba move on adalah menolak sepenuhnya untuk merasakan kesedihan. Meskipun rasa sakit dan sedih tidak menyenangkan, perasaan tersebut adalah bagian dari proses yang sehat dalam melepaskan. Ketika seseorang mencoba mengabaikan atau menekan perasaan sedih, mereka sebenarnya memperlambat proses penyembuhan. Memaksa diri untuk "baik-baik saja" setiap saat justru dapat menumpuk emosi negatif yang bisa meledak di kemudian hari.

Akan sangat disarankan untuk memberikan ruang pada diri sendiri agar merasakan perasaan tersebut. Jika merasa ingin menangis, biarkan dirimu menangis. Menerima emosi tersebut akan membantumu lebih cepat menghadapinya dan bangkit dari perasaan yang berat.

5. Mengalihkan Diri Sendiri Terlalu Berlebihan pada Aktivitas Lain

Melakukan aktivitas atau hiburan memang cara yang baik untuk mengalihkan pikiran sementara waktu, tetapi jika terlalu banyak melibatkan diri untuk menghindari perasaan, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu belum sepenuhnya siap untuk melepaskan. Misalnya, bekerja terlalu berlebihan, berkumpul tanpa henti dengan teman-teman, atau bahkan berpesta tanpa kenal waktu. Alih-alih membantu, hal ini hanya akan menambah kelelahan dan membuat diri semakin lelah baik secara fisik maupun emosional.

Tetap lakukan aktivitas yang kamu sukai, tetapi jangan berlebihan. Luangkan waktu untuk mengenali apa yang kamu rasakan saat berada sendiri dan beristirahat. Gunakan waktu tersebut untuk refleksi diri dan menerima keadaan saat ini.

Itulah beberapa tanda kamu menjalani metode move on yang salah. Menghadapi perasaan dengan jujur, membatasi diri dari pengaruh mantan, serta fokus pada pemulihan pribadi adalah langkah yang bisa membawamu ke arah penyembuhan yang lebih baik. Move on adalah proses untuk membangun diri yang lebih kuat dan bijaksana, bukan sekadar melupakan seseorang.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading