Fimela.com, Jakarta Siapa bilang putus cinta itu mudah? Tidak sedikit orang yang kesulitan untuk benar-benar melanjutkan hidup setelah hubungan berakhir. Setelah putus cintapun, masih banyak tantangan yang harus dilalui.
Sejatinya manusia diciptakan tidak bisa menghapus ingatan tertentu. Fase relapse datang menghampiri setelah putus tentu meresahkan, bukan? Kondisi ini terjadi di mana seseorang merasa kembali teringat untuk mengulang hubungan yang sudah berakhir. Fase ini tentu mengganggu proses pemulihan emosional.
Advertisement
Apa Itu Fase Relapse Setelah Putus Cinta?
Dijelaskan oleh Machdy dalam bukunya yang berjudul Loving Wounded Soul (2019) mendefinisikan relapse ini sebagai kembalinya gejala-gejala utama ketika seseorang hampir pulih. Kenangan dan harapan kembali muncul ketika kamu sudah hampir melupakan sang mantan. Terkadang, perasaan ini diikuti dengan harapan bahwa hubungan yang rusak masih dapat diperbaiki. Sayangnya tak sedikit yang justru merasa malah menyalahkan diri sendiri atas berakhirnya hubungan asmara tersebut.
Meskipun sudah menepis dan merasa telah move on sepenuhnya, fase ini datang ketika kerinduan datang membuncah. Bayangan kenangan masa lalu kembali datang dan merasa ingin kembali mengulanginya. Relapse ini bisa membuat seseorang mengulang pola lama seperti mencoba menghubungi kembali si mantan, menjalin komunikasi, dan mengulang hubungan tidak sehat itu meski mereka sudah berusaha menjauh.
Penyebab Fase Relapse Terjadi
Banyak faktor yang melatarbelakanginya fase relapse terjadi setelah putus cinta. Rasa kesepian sering kali menjadi pemicu utama. Orang cenderung merindukan kehadiran mantan sebagai bentuk kenyamanan emosional meski ia tahu hubungannya tidak sehat.
Kembali teringat kenangan indah di masa lalu juga menjadi awal fase relapse terjadi. Hal ini jelas memudarkan ingatan terhadap konflik dan alasan putus. Masa depan yang tidak pasti dan tekanan sosial dan lingkungan juga memicu relapse datang menghampiri. Teman atau keluarga juga bisa menjadi pemicu yang mendorong seseorang seolah harus memberikan kesempatan kedua.
Advertisement
Tanda Kamu Sedang di Fase Relapse
Tanda utama ketika kamu sedang di fase ini adalah sering memikirkan mantan. Entah kesibukan atau aktivitas apapun itu, mantanmu akan membayangi pikiran. Diikuti dengan keinginan kuat menghubungi dia. Awalnya memang hanya sekadar stalking media sosialnya, tapi lama kelamaan kamu akan nekat menghubungi duluan. Sayangnya, di titik ini kamu akan mulai meromantisasi hubungan yang lalu dan memperkuat fase relapse itu.
Cara Mengatasi Fase Relapse
Cara mengatasi fase relapse harus datang dari keinginan yang kuat dalam dirimu. Batasi kontak dengan mantan. Meng-unfollow dia di media sosial bukanlah sifat kekanak-kanakan jika memang itu diperlukan dalam prosesmu menuju sembuh. Jangan lupa alihkan perhatian dengan kegiatan positif agar bayangannya tidak muncul di pikiran. Selalu ingat alasan kenapa kalian putus dan apakah kamu benar ingin mengulang rasa sakit itu? Prosesmu menuju sembuh dan ikhlas tidak akan mudah, maka carilah dukungan emosional. Dapat kamu temukan dari keluarga, teman, atau orang lain yang mampu memahami situasi dari perspektif kamu.
Fase relapse memang umum terjadi dalam proses pemulihan emosional, perlu diingat bahwa batin kamu yang berdarah butuh waktu untuk menjahit lukanya. Tetap berkomitmen, terus maju, dan tidak kembali ke pola hubungan yang tidak sehat.