Sukses

Relationship

Menikah, tapi Kok Terasa Asing? ini Dia Culture Shock yang Sering Dialami Pasangan Baru

Fimela.com, Jakarta Menikah adalah momen sakral yang diimpikan banyak orang. Namun, setelah pelaminan, ada fase baru yang tak kalah menantang, yakni kehidupan pernikahan. Kehidupan pernikahan dapat diibaratkan seperti naik roller coaster. Ada momen-momen manis yang bikin hati berbunga-bunga, tetapi ada juga momen-momen menegangkan yang bikin jantung deg-degan.

Menikah bukan hanya soal menyatukan dua individu, tetapi juga menyatukan dua budaya yang mungkin berbeda. Perbedaan ini kerap kali menimbulkan culture shock bagi pasangan yang baru menikah. Culture shock dalam pernikahan dapat terjadi ketika dua individu dengan latar belakang, kebiasaan, dan nilai yang berbeda, mencoba untuk menyatu dalam satu rumah tangga.

Dilansir dari now-health.com, culture shock dalam pernikahan bisa diibaratkan seperti seseorang yang tiba-tiba terdampar di negara asing. Mereka harus beradaptasi dengan budaya, bahasa, dan kebiasaan yang berbeda. Begitu pula dalam pernikahan, pasangan harus belajar untuk beradaptasi dengan kebiasaan dan nilai yang berbeda dari pasangannya setelah menikah.

Dilansir dari huffpost.com, berikut ini tahapan culture shock yang sering dialami pasangan yang baru menikah.

Tahap Bulan Madu

Awal pernikahan biasanya dipenuhi dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Masa-masa ini disebut sebagai “honeymoon stage” atau tahap bulan madu. Di tahap ini, perbedaan yang ada seolah tertutupi oleh euforia cinta. Semua hal yang baru dan berbeda dari pasangan, justru terasa menarik dan mengasyikkan.

Tahap Frustasi

Seiring berjalannya waktu, honeymoon stage akan berakhir. Perbedaan yang selama ini terselubung, mulai terkuak dan menjadi sumber konflik. Mulai dari kebiasaan kecil, seperti menata baju, cara memasak, hingga perbedaan dalam mengatur keuangan. Hal itu bisa memicu rasa frustrasi dan ketidaknyamanan.

Tahap Penyesuaian

Tahap ini adalah saat yang krusial dalam pernikahan. Di tahap ini, pasangan mulai menyadari bahwa membangun rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Mereka harus belajar untuk saling memahami, menghargai perbedaan, dan mencari titik terang. Proses ini tentu membutuhkan kesabaran, komunikasi yang terbuka, dan kompromi.

Tahap Penerimaan

Di tahap ini, pasangan sudah mulai menerima dan menghargai perbedaan yang ada. Mereka belajar untuk saling melengkapi dan membangun budaya baru yang unik, yang merupakan perpaduan dari dua budaya mereka. Tahap ini menandai sebuah kesiapan untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia.

Menghadapi culture shock sebagai pasangan baru merupakan hal yang wajar dan merupakan bagian dari proses penyesuaian. Melalui komunikasi yang baik, saling pengertian, dan kesediaan untuk berkompromi, pasangan baru pasti bisa melewati tahapan-tahapan tersebut.

Perbedaan yang ada bukanlah sebuah penghalang, melainkan peluang untuk saling melengkapi dan memperkuat ikatan pernikahan. Jadi, jangan pernah takut dengan perubahan. Hal itu karena pada akhirnya, penerimaan dan kebersamaan akan menjadi kunci dalam perjalanan pernikahan yang harmonis dan bahagia.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading