Fimela.com, Jakarta Pasanganmu memujimu secara berlebihan? Atau menghujanimu dengan seribu macam perhatian? Bahkan sangat royal dalam membelikanmu barang-barang? Hati-hati, perlu diwaspadai bisa saja kamu sedang terkena love bombing. Love bombing adalah teknik manipulatif yang digunakan untuk memberikan pengaruh dan kontrol atas orang lain. Cirinya dapat terlihat melalui pemberian pujian, kebaikan, perhatian, hingga kasih sayang yang berlebihan. Pada konteks hubungan romantis, biasanya love bombing menyerang pasangan yang baru seumur jagung hingga yang sudah bertahun-tahun.
Meskipun love bombing terasa menggembirakan, dampak di akhir bisa dapat dirasakan secara signifikan oleh korban. Dari yang bermula pujian kasih sayang, dapat terjerumus ke ketakutan mendalam. Hal ini tentu mencabik-cabik emosi sang korban. Niat jahat pelaku tentu untuk memeroleh kontrol penuh dan mengendalikan emosi pasangannya.
Lalu, sebenarnya bagaimana sih love bombing bekerja memanipulasi emosi kamu?
Advertisement
Advertisement
Menciptakan Euforia
Hubungan yang baru seumur jagung tentu dilanda kegembiraan yang merekah. Tak segan, pasangan akan secara hiperbola ingin memberikan “dunia” bagi satu sama lain. Pada awalnya, pelaku atau love bomber akan melayangkan pujian secara berlebihan. Kadar berlebihan itu akan terasa semakin tidak nyata dari aslinya. Perhatian yang melimpah hingga korban akhirnya terbuai.
Sikap menyenangkan yang diterima korban akan membuatnya merasa sangat istimewa dan dicintai. Rasa euforia ini membuat korban merasa bahagia dan terhubung secara mendalam dengan pelaku.
Membangun Ketergantungan Emosional
Jika sudah luluh love bomber akan semakin mudah memainkan perannya. Setelah membangun rasa euforia, ia akan mulai memperkuat ketergantungan emosional korban. Layaknya narkoba, pelaku akan menggunakan segala macam cara untuk membuat pasangannya kecanduan. Pelaku akan menekan sisi adiktif dari perilaku tersebut. Dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang melimpah, korban akan mulai terbiasa menerima hal-hal itu. Buruknya, ia akan mulai merasa sangat membutuhkan love bomber untuk mencapai rasa kebahagiannya, dan berpikir ia tidak akan pernah bahagia jika tidak bersama love bomber.
Advertisement
Mengendalikan dan Memanipulasi
Kecanduan itu akan menjadi penyakit yang sulit hilang dari korban. Ketika ketergantungan emosional sudah maksimal, love bomber akan melanjutkan aksinya ke tahap berikutnya. Tahap selanjutnya adalah teknik manipulatif. Teknik manipulatif akan dimulai dari pengurangan kadar perhatian dan pujian secara tiba-tiba. Korban yang terbiasa mendapatkan perlakuan baik tentu akan kaget dengan perubahan drastis itu. Lebih parah lagi pelaku akan menggunakan ketidakpastian untuk memengaruhi perilaku dan keputusan korban. Kebingungan Pun datang menghampiri korban. Akibatnya, korban akan terserang perasaan cemas, ragu, dan sangat tergantung dengan love bomber untuk mendapatkan validasi emosionalnya.
Menggunakan Ketakutan dan Kecemasan
Pengurangan perhatian dan pujian secara tiba-tiba pada akhirnya menciptakan ketidakpastian dan ketakutan pada korban. Ketidakpastian ini sering kali memaksa korban untuk terus menerus mencari perhatian dan pengakuan dari love bomber. Ketakutan korban akan kehilangan sumber validasi emosinya pun merekah. Perasaan tidak lagi dicintai dan tidak lagi merasa istimewa akan semakin menyelimuti korban. Pada akhirnya pelaku memiliki kontrol penuh kepada korban. Di titik ini, pelaku telah sepenuhnya berhasil dalam menjalankan misinya memanipulasi korban. Jika tidak segera ditangani, korban semakin lama akan terus bergantung pada love bomber dan bersedia melakukan apa saja agar tidak berpisah.
Nah, itu tadi penjelasan tentang bagaimana love bombing mampu memanipulasi emosi kamu. Apakah Sahabat Fimela pernah terjebak di situasi itu dan berhasil keluar darinya?