Fimela.com, Jakarta Hubungan yang sehat dibangun di atas dasar kepercayaan, komunikasi yang baik, dan tanggung jawab bersama. Namun, terkadang kita mungkin tanpa sadar memainkan peran sebagai korban atau playing victim dalam hubungan kita.
Pasangan yang terus-menerus merasa disalahkan mungkin merasa frustrasi, tidak dihargai, dan akhirnya kelelahan emosional. Hal ini dapat mengarah pada perpecahan hubungan jika tidak ditangani dengan baik.
Playing victim adalah perilaku di mana seseorang terus-menerus merasa diperlakukan tidak adil dan menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Berikut adalah tanda yang mungkin menunjukkan bahwa kamu sedang mengalami playing victim dalam hubunganmu:
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
1. Selalu Merasa Dianiaya
Jika kamu terus-menerus merasa bahwa pasanganmu atau orang lain dalam hidupmu selalu tidak adil atau kejam kepadamu, ini bisa menjadi tanda playing victim. Perasaan ini sering kali disertai dengan keyakinan bahwa kamu tidak pernah bersalah.
2. Menghindari Tanggung Jawab
Playing victim sering kali melibatkan menghindari tanggung jawab atas tindakan atau kesalahan sendiri. Kamu mungkin cenderung menyalahkan pasanganmu atau situasi eksternal atas masalah yang terjadi, alih-alih mengakui peranmu dalam masalah tersebut.
3. Mencari Simpati Berlebihan
Orang yang memainkan peran korban sering kali mencari simpati dan perhatian dari orang lain. Kamu mungkin merasa perlu menceritakan betapa buruknya perlakuan yang kamu terima untuk mendapatkan dukungan dan pengertian dari orang lain.
4. Fokus pada Negatif
Jika kamu lebih sering fokus pada hal-hal negatif dalam hubungan dan mengabaikan aspek-aspek positifnya, ini bisa menjadi tanda playing victim. Kamu mungkin merasa bahwa hal-hal baik yang terjadi tidak cukup untuk mengimbangi perlakuan buruk yang kamu alami.
5. Merasa Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya dan tidak mampu mengubah situasi adalah ciri umum dari playing victim. Kamu mungkin merasa bahwa tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki hubungan atau mengubah dinamika yang ada.
Advertisement
6. Menggunakan Manipulasi Emosional
Playing victim sering kali melibatkan manipulasi emosional untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Kamu mungkin menggunakan rasa bersalah atau rasa kasihan dari pasanganmu untuk mempengaruhi mereka dan mendapatkan keuntungan pribadi.
7. Menghindari Konflik Konstruktif
Jika kamu cenderung menghindari diskusi atau konflik yang konstruktif dan lebih memilih untuk menyimpan dendam atau mengeluh di belakang pasanganmu, ini bisa menjadi tanda playing victim. Konflik yang sehat adalah bagian penting dari hubungan yang kuat dan saling mendukung.
Mengidentifikasi perilaku playing victim dalam hubungan adalah langkah pertama untuk memperbaiki dinamika yang tidak sehat. Penting untuk mengambil tanggung jawab atas tindakan kita sendiri dan berusaha untuk berkomunikasi secara jujur dan terbuka dengan pasangan. Dengan demikian, kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan saling mendukung.