Fimela.com, Jakarta Saat menjalin hubungan dengan kekasih, pasti ada saja rintangan yang harus dilalui. Mulai dari perbedaan pendapat, kesulitan dalam komunikasi, hingga tantangan eksternal seperti jarak atau perbedaan latar belakang. Hubungan sendiri memiliki dinamika, diantaranya yang sehat, beracun, dan ambivalen.
Ambivalensi sendiri merupakan suatu hubungan terjadi ketika pasangan tidak yakin tentang posisi Anda dalam hubungan tersebut. Meskipun telah melakukan berbagai aktivitas dan mengukir kisah bersama-sama, terbesit keraguan untuk melanjutkan hubungan.
Berikut ini definisi, penyebab, tanda, dan cara mengatasi hubungan ambivalen. Melansir dari Marriage.com dan Adventurebook.com. Simak sampai habis ya, Sahabat Fimela!
Advertisement
Advertisement
Mengenal Lebih dalam Tentang Ambivalent Relationship
Ambivalent relationship atau hubungan ambivalen kondisi dimana pasangan sulit memutuskan apakah ingin bertahan dalam hubungan tersebut atau tidak.
Terjadi campuran emosi kompleks di mana terdapat saat-saat kenyamanan dan keraguan. Mereka mungkin merasa terhubung secara emosional dengan pasangan mereka, tetapi sering kali merasa bahwa mereka bisa menemukan pasangan yang lebih sesuai.
Sebagai contoh, mereka dapat merasa senang dengan perlakuan yang diterima dari pasangan, tetapi juga merasa tertarik untuk meninggalkan hubungan tersebut karena adanya aspek-aspek yang kurang memuaskan.
Penyebab Ambivalent Relationship
Ambivalensi dalam suatu hubungan dapat disebabkan oleh beberapa faktor umum, di antaranya:
1.Merasa terkoyak
Saat menjalin hubungan, nilai dan keyakinan bisa berubah, dan kompromi tidak selalu terjadi. Perbedaan ini bisa menyebabkan ambivalensi karena sulit bagi satu pasangan untuk meyakinkan yang lain untuk mengadopsi nilai atau keyakinan yang sama.
2. Merasa takut akan konsekuensinya
Wajar jika seseorang merasa khawatir tentang reaksi pasangan terhadap ekspresi kekhawatiran mereka. Namun, ambivalensi muncul ketika seseorang takut untuk mengungkapkan perasaannya karena takut memicu konflik atau pertengkaran, meskipun mereka merasa tidak bahagia dalam hubungan tersebut.
Advertisement
Tanda Ambivalent Relationship
Sahabat Fimela harus bisa mengenali tanda-tanda peringatan hubungan ambivalen untuk mengatasi dan mencari bantuan. Berikut beberapa tanda umum yang mengindikasikan ambivalensi dalam suatu hubungan.
1. Terlibat dalam percakapan yang dangkal
Orang yang ambivalen mungkin cenderung memulai percakapan yang singkat dan santai untuk menghindari topik yang lebih mendalam. Jika pasangan terlihat melakukan ini, mungkin mereka mencoba melindungi diri dari emosi yang lebih dalam. Mengajukan pertanyaan mendalam tentang hubungan kepada mereka bisa membuat mereka mengubah topik atau bahkan tidak menjawab.
2. Tidak meminta atau memberi bantuan
Mungkin ada hubungan antara menghadapi tantangan sendirian di masa kecil dan sikap ambivalen terhadap bantuan. Sahabat Fimela mungkin merasa sulit untuk meminta bantuan dari pasangan ini, atau bahkan mengharapkan mereka untuk meminta bantuan. Jika Sahabat Fimela mengharapkan bantuan, pasangan bisa merasa kesal atau bahkan menolak.
3. Merasa terputus atau jauh dari pasangan
Perasaan jauh atau terputus dari pasangan seringkali menjadi tanda ambivalensi dalam hubungan. Ini bisa tercermin dalam keengganan untuk menghabiskan waktu bersama, menghindari keintiman fisik, atau menurunkan tingkat komunikasi.
4. Memiliki keraguan dalam mencintai pasangan
Cinta adalah aspek penting dari setiap hubungan yang sehat. Namun, jika seseorang terus-menerus meragukan perasaannya terhadap pasangan atau bahkan mempertanyakan apakah mereka mencintai pasangan itu, ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah yang lebih dalam perlu diatasi.
5. Menikmati kesendirian
Jika pasangan Sahabat Fimela suka menyendiri, ini juga bisa menjadi tanda perilaku ambivalen. Pasangan mungkin mengatakan mereka introvert, tetapi pasangan seperti ini sulit untuk diajak terikat dan terbuka. Mereka mungkin lebih memprioritaskan waktu untuk diri sendiri daripada menghabiskan waktu bersama dengan kamu atau teman-teman.
Cara Mengatasi Ambivalent Relationship
1. Jangan coba mengubahnya
Kebanyakan orang dengan kepribadian ambivalen mengalami rasa tidak aman dan kecemasan sejak kecil. Untuk melarikan diri dari perasaan ini, mereka mungkin mencari cara tertentu. Oleh karena itu, menekan mereka untuk berubah bisa berdampak negatif, membuat mereka merasa lebih malu dan bersalah.
2. Bersikap lebih terbuka
Ambivalensi dalam hubungan sering kali disebabkan oleh kurangnya komunikasi. Percakapan terbuka dengan pasangan adalah kunci untuk memahami pemikiran dan perasaan masing-masing terhadap hubungan. Berani mengungkapkan keraguan, kekhawatiran, dan kebutuhan , serta mendorong pasangan untuk melakukan hal yang sama, bisa membantu memperkuat hubungan.
3 Jelajahi aktivitas baru
Menemukan hal-hal baru bersama pasangan dapat menyegarkan hubungan dan menciptakan pengalaman positif saat rutinitas mulai terasa monoton. Coba eksplorasi aktivitas yang baru bagi keduanya, karena pengalaman baru dapat memperdalam kedekatan.
4. Tetapkan tujuan
Menetapkan ekspektasi realistis dan tujuan yang dapat dicapai dalam hubungan bisa memberikan arah dan kemajuan. Ini membantu menghindari perasaan terjebak dalam siklus ambivalensi dan mengarahkan hubungan menuju perkembangan yang positif.
5. Berhenti sejenak
Jarak terkadang membuat hati semakin dekat. Memberikan waktu terpisah untuk mengeksplorasi perasaan dan merenungkan kebutuhan masing-masing dapat membantu memperkuat hubungan. Pertimbangkan untuk berhenti sejenak dari hubungan untuk fokus pada pertumbuhan pribadi dan perawatan diri, yang pada akhirnya akan memperkaya hubungan Anda.
Penulis: Naela Marcelina
#Unlocking The Limitless