Sukses

Relationship

Memahami 4 Teknik Manipulasi Guilt Tripping dan Efeknya pada Hubungan

Fimela.com, Jakarta Tindakan guilt tripping pada korban adalah taktik manipulasi emosional yang dapat membuat korban merasa bersalah atau bertanggung jawab atas sesuatu yang sebenarnya bukanlah kesalahan mereka.  Ini sering digunakan oleh seseorang yang ingin memanipulasi atau mendominasi orang lain demi keuntungan mereka sendiri.

Pelaku guilt tripping berusaha memengaruhi emosi dan pemikiran seseorang dengan menonjolkan kekurangan atau kegagalan mereka, sebagai sarana untuk mencapai tujuan mereka.

Ciri-cirinya dapat dikenali melalui penggunaan bahasa tubuh atau komentar sarkastik yang bertujuan untuk memicu perasaan bersalah pada orang yang menjadi sasaran. Ini dia beberapa  hal yang sering dilakukan seseorang saat melakukan guilt tripping:

1. Selalu Mengungkit Kesalahan Masa Lalu

Sering kali memiliki kecenderungan untuk terus-menerus mengungkit kesalahan atau pelanggaran masa lalu untuk mengingatkan orang lain tentang kegagalan atau kekurangan mereka. Mereka pandai menggali peristiwa masa lalu bahkan ketika hal tersebut mungkin tidak relevan dengan situasi saat ini. Kebiasaan ini dapat menciptakan suasana yang tidak nyaman dan menekan, karena orang yang dituduh merasa terjebak dalam bayang-bayang kesalahan yang telah lama berlalu.

2. Sering Terlibat Komunikasi Pasif-Agresif

Mereka yang suka menyalahkan cenderung berbicara dengan cara yang pasif-agresif, memberikan sinyal-sinyal kecil atau komentar samar untuk mengekspresikan rasa tidak puas atau kecewa. Cara berkomunikasi ini memudahkan mereka untuk menempatkan diri sebagai korban dan pada saat yang sama menimpakan kesalahan kepada orang lain.

3. Selalu Memberikan Komentar Sarkas atau Pedas

Mereka yang suka menyalahkan dikenal akan komentar sarkastiknya. Mereka memanfaatkan ejekan atau sarkasme untuk membuat orang lain merasa bersalah, yang dapat merendahkan dan merusak kepercayaan diri seseorang. Seringkali, korban dari sarkasme ini akan merasa terintimidasi dan kehilangan kepercayaan untuk mengambil keputusan, karena takut akan kritik lebih lanjut.

4. Memberikan Kekerasan

Mereka yang suka menyalahkan sering kali menggunakan bahasa tubuh, seperti mendesah keras, menggelengkan mata, atau menyilangkan lengan, sebagai cara untuk memberikan tekanan nonverbal yang bertujuan untuk memanipulasi emosi. Perilaku ini tidak hanya membuat orang lain merasa tidak nyaman, tetapi juga dapat mempengaruhi dinamika hubungan, menciptakan lingkungan yang penuh tekanan dan tidak mendukung.

Secara keseluruhan, guilt trip adalah strategi manipulasi yang memanfaatkan rasa bersalah dan eksploitasi emosional untuk memengaruhi orang lain.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading