Fimela.com, Jakarta Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik sering kali menjadi pelaku gaslighting karena mereka merasa lebih unggul, membutuhkan validasi, dan tidak empati. Mereka memanfaatkan keahlian mereka dalam berbohong dan memanipulasi fakta untuk mengacaukan persepsi korban, yang merupakan perilaku yang khas bagi mereka dengan gangguan ini.
Mereka yang menderita gangguan ini menganggap diri mereka paling penting dan layak mendapat perhatian serta pujian. Mereka seringkali menolak atau menyalahkan orang lain saat dihadapkan pada pandangan yang bertentangan dengan milik mereka.
Kemampuan pelaku gaslighting untuk berbohong dan memanipulasi adalah ciri khas dari mereka yang memiliki gangguan kepribadian narsistik. Mereka menggunakan taktik ini untuk mengendalikan dan mempengaruhi persepsi orang lain. Ini dia beberapa tanda bahwa pasangamu melakukan gashlighting:
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
1. Menyebut Korban Lupa
Pelaku gaslighting kerap kali meremehkan kemampuan ingatan korban, dengan menyatakan bahwa korban sering lupa atau keliru dalam mengingat kejadian, padahal korban yakin dengan memori tersebut. Dengan terus-menerus meragukan ingatan korban, pelaku gaslighting berusaha menghapus kepercayaan korban pada kemampuan ingatannya sendiri, sehingga korban mulai merasa tidak yakin akan kebenaran pengalamannya.
2. Membuat Korban Merasa Tidak Stabil
Pelaku gaslighting akan berusaha membuat korban merasa tidak stabil secara mental dengan mengejek reaksi dan emosi korban, yang pada akhirnya membuat korban ragu pada keabsahan perasaan dan pikirannya. Dengan menertawakan dan mempertanyakan setiap respons emosional korban, pelaku gaslighting menciptakan lingkungan di mana korban merasa terisolasi dan tidak valid dengan apa yang dirasakannya.
3. Mengubah Fakta
Pelaku gaslighting akan sering kali memanipulasi fakta dan mengubah narasi untuk mendukung versi mereka sendiri, seraya menuduh korban salah dalam memahami situasi. Dengan terus-menerus mengubah cerita, pelaku gaslighting membuat korban merasa bingung dan tidak mampu membedakan antara apa yang nyata dan yang tidak.
4. Menyalahkan Korban
Pelaku gaslighting akan sering kali menimpakan semua kesalahan dalam hubungan pada korban, membuat korban merasa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi, meskipun sebenarnya pelaku yang menyebabkan masalah. Dengan menyalahkan korban atas setiap masalah, pelaku gaslighting menghindari tanggung jawab mereka sendiri dan meningkatkan rasa bersalah pada korban.
Advertisement
5. Menggunakan Ancaman
Pelaku gaslighting dapat menggunakan ancaman dan intimidasi untuk memanipulasi dan mengendalikan korban, dengan mengancam akan meninggalkan atau merugikan korban jika tidak menuruti keinginan mereka. Ancaman dan intimidasi yang dilakukan pelaku gaslighting bertujuan untuk menciptakan rasa takut pada korban, sehingga korban merasa terpaksa untuk mematuhi pelaku demi menghindari konsekuensi buruk.
Penting untuk tetap waspada dan bertindak cepat jika menemukan diri dalam hubungan yang menunjukkan tanda-tanda gaslighting.