Fimela.com, Jakarta Love bombing adalah strategi yang digunakan oleh seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik untuk mengontrol orang lain melalui kasih sayang yang berlebihan dan perhatian yang intens. Ini bertujuan untuk menciptakan ketergantungan emosional dengan memberikan pujian, hadiah, dan perhatian yang tidak berhenti-henti.
Awalnya, love bombing mungkin terlihat seperti kasih sayang yang mendalam dan drama romantis yang meyakinkan, namun sulit untuk dikenali sebagai gejala gangguan kepribadian narsistik. Seiring waktu, individu yang melakukan love bombing akan meningkatkan manipulasi emosional, mengambil kendali atas korban, menggunakan mereka untuk keuntungan pribadi, dan membatasi interaksi mereka dengan orang lain.
Karakteristik lain dari love bombing adalah perhatian dan fokus yang konstan pada kebutuhan dan keinginan pasangan. Ini dia beberapa tanda saat kamu mengalami love bombing:
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
1. Ketergantungan Emosional Berlebihan
Dikenal dengan istilah “bucin”, seseorang sering kali terlalu mengandalkan pasangan mereka untuk memenuhi kebutuhan emosional, hingga batas yang tidak sehat. Fenomena “bucin” mencerminkan ketidakmampuan seseorang untuk mandiri secara emosional. Hal ini dapat menimbulkan tekanan pada pasangan mereka dan merusak keseimbangan dalam hubungan.
2. Perubahan Sikap Mendadak
Mungkin awalnya sangat perhatian, namun tiba-tiba menjadi dingin dan menjauh, yang bisa jadi merupakan strategi manipulatif atau tanda kehilangan minat. Perubahan perilaku ini sering kali disengaja dan bertujuan untuk menciptakan ketidakpastian dan ketergantungan emosional pada pasangan, yang merupakan ciri khas taktik love bombing.
3. Pengingkaran Janji
Mereka yang melakukan love bombing sering kali gagal memenuhi komitmen, menunjukkan ketidakstabilan dalam menjaga kata-kata mereka. Ketidakmampuan untuk memenuhi janji mencerminkan kurangnya integritas dan komitmen jangka panjang, yang dapat merusak kepercayaan dalam hubungan.
4. Dominasi dan Kontrol
Individu ini cenderung mendominasi dan mengontrol pasangan mereka, sering kali membatasi interaksi sosial dan mempengaruhi keputusan besar dalam hidup mereka. Kebutuhan untuk mengontrol dapat berasal dari ketidakamanan atau keinginan untuk mempertahankan kekuasaan dalam hubungan, yang sering kali merugikan kesejahteraan emosional pasangan.
5. Riwayat Hubungan Singkat dan Intens
Mereka biasanya memiliki pola hubungan yang cepat berganti dan penuh intensitas, menunjukkan ketidakstabilan dalam menjalin ikatan jangka panjang. Pola hubungan yang tidak stabil ini sering kali merupakan hasil dari kebutuhan konstan akan validasi dan ketakutan akan komitmen, yang mengakibatkan hubungan yang dangkal dan tidak bertahan lama.
Kesimpulannya, love bombing ditandai dengan tampilan kasih sayang dan perhatian yang intens, eskalasi hubungan yang cepat, perilaku posesif, dan isolasi. Menyadari tanda-tanda ini dapat membantu individu mengenali dan melindungi diri mereka dari menjadi korban perilaku manipulatif ini.