Fimela.com, Jakarta Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang dapat merusak hubungan dan kesejahteraan seseorang. Istilah ini mengacu pada bentuk manipulasi psikologis yang bertujuan untuk membuat seseorang meragukan kewarasan, ingatan, atau persepsi mereka sendiri. Istilah ini berasal dari judul sebuah drama tahun 1938 dan film tahun 1944 yang disebut "Gaslight," di mana karakter utama mencoba membuat istrinya merasa gila dengan memanipulasi lingkungan sekitarnya.
Orang yang melakukan gaslighting mungkin menggunakan berbagai taktik untuk menciptakan ketidakpastian dan keraguan pada korbannya. Dalam konteks hubungan, tanda-tanda gaslighting dapat sulit diidentifikasi karena seringkali terjadi secara perlahan dan bersifat subtil. Bahkan korbannya sendiri kerap tdak menyadari dirinya berada di hubungan toksik tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas lima tanda gaslighting dalam hubungan yang perlu diwaspadai. Simak selengkapnya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.
Advertisement
Advertisement
1. Pasanganmu Mengisolasimu dari Teman, Keluarga, dan Orang-Orang Terdekatmu
Salah satu tanda awal gaslighting adalah ketika pasanganmu secara aktif berusaha mengisolasi kamu dari orang-orang terdekatmu. Dia mungkin menciptakan situasi di mana kamu merasa sulit untuk berkumpul dengan teman, keluarga, atau orang-orang yang dapat memberikan dukungan. Motif di balik tindakan ini adalah untuk membuat kamu lebih tergantung padanya secara emosional, sehingga lebih mudah untuk mengendalikan dan memanipulasi.
Jika kamu merasa semakin terputus dari lingkungan sosialmu tanpa alasan yang jelas, perlu mencermati apakah pasanganmu memiliki niat yang lebih dalam dalam mengendalikan kehidupan sosialmu.
2. Pasanganmu Sering Membuatmu Meragukan Kewarasanmu Sendiri
Gaslighting seringkali melibatkan upaya sadar untuk membuatmu meragukan kewarasan dan ingatanmu sendiri. Pasangan yang melakukan gaslighting mungkin secara terus-menerus meragukan kebenaran dari pernyataan atau pengamatan yang kamu sampaikan. Dia bisa mengatakan hal-hal seperti "Kamu pasti salah ingat" atau "Aku tidak pernah mengatakan itu."
Pada gilirannya, ini dapat membuat kamu merasa bingung, tidak yakin, dan kehilangan keyakinan pada dirimu sendiri. Penyadaran terhadap pola ini penting untuk menjaga kestabilan mental dan emosionalmu.
Advertisement
3. Pasanganmu Membuatmu Merasa Makin Minder dan Rendah Diri
Gaslighting juga seringkali melibatkan upaya untuk merendahkan dirimu agar lebih mudah dikendalikan. Pasangan yang melakukan gaslighting dapat terus-menerus memberikan kritik, meremehkan prestasimu, atau bahkan membuat perbandingan yang merugikan dengan orang lain. Semua ini bertujuan untuk mengurangi rasa percaya dirimu dan membuatmu lebih rentan terhadap manipulasi.
Jika kamu merasa sering meragukan kemampuanmu atau merasa rendah diri dalam hubunganmu, ini bisa menjadi tanda adanya gaslighting.
4. Pasanganmu Cenderung Menyangkal Peristiwa atau Mempertanyakan Kebenaran
Salah satu taktik gaslighting yang umum adalah menyangkal atau meragukan kenyataan dari peristiwa yang terjadi. Pasangan yang melakukan gaslighting mungkin akan membantah fakta atau memutarbalikkan kejadian sehingga kamu merasa tidak yakin apa yang sebenarnya terjadi. Dia bisa menggunakan frasa seperti "Itu tidak terjadi" atau "Kamu pasti terlalu sensitif."
Penyangkalan semacam ini bukan hanya untuk mengubah kenyataan tetapi juga untuk mengontrol narasi dan mengaburkan batas antara kenyataan dan manipulasi.
Advertisement
5. Pasanganmu Sering Membuatmu Harus Bertanggung Jawab atas Kesalahannya
Gaslighting juga dapat tercermin dalam keengganan pasangan untuk bertanggung jawab atas kesalahan mereka. Dia mungkin menyalahkan kamu atau keadaan luar untuk perilaku buruk mereka. Bahkan, mereka bisa mengubah situasi sehingga kamu merasa harus meminta maaf atau merasa bersalah atas sesuatu yang sebenarnya bukan kesalahanmu.
Jika kamu merasa terus-menerus menanggung beban kesalahan, sedangkan pasanganmu tidak pernah mengakui kesalahannya, itu bisa menjadi indikasi gaslighting.
Mengetahui tanda-tanda gaslighting penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional dalam sebuah hubungan. Jika kamu mengidentifikasi pola-pola ini dalam hubunganmu, penting untuk berbicara dengan pasangan atau mencari dukungan profesional.
Merestorasi kepercayaan pada diri sendiri dan memahami bahwa kamu tidak sendirian dapat menjadi langkah pertama menuju hubungan yang lebih sehat dan berdaya tahan. Ingatlah, setiap individu memiliki hak untuk dihormati dan diperlakukan dengan adil dalam sebuah hubungan, ya Sahabat Fimela.