Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela pasti sudah tidak asing dengan istilah silent treatment. Istilah ini banyak digunakan dalam berbagai jenis hubungan, baik antara ibu dan anak, pertemanan, termasuk hubungan percintaan. Silent treatment sering diartikan sebagai penolakan untuk berkomunikasi secara verbal dengan pasangan. Orang yang melakukan silent treatment bahkan mungkin menolak untuk mengakui kehadiran orang lain.
Dilansir dari healthline.com, tindakan silent treatment bisa menjadi reaksi cepat terhadap situasi di mana seseorang merasa marah, frustasi, atau terlalu kewalahan untuk menghadapi suatu masalah. Tindakan ini juga bisa menjadi bagian dari pola kontrol emosi seseorang. Terkadang tindakan ini dapat menjadi suatu bentuk kekerasan emosional, ketika satu orang menggunakannya untuk mengontrol dan memanipulasi orang lain.
Dilansir dari medicalnewstoday.com, terdapat berbagai alasan seseorang melakukan silent treatment antara lain sebagai bentuk penghindaran diri, cara berkomunikasi, atau pun sebagai suatu hukuman untuk pasangan. Orang yang melakukan silent treatment menggunakannya untuk mengendalikan situasi dan percakapan, serta sebagai alat untuk menghindari diri dari tanggung jawab atau pun mengakui kesalahan.
Advertisement
Advertisement
Cara Menghadapi Pasangan yang Melakukan Silent Treatment
Untuk mengatasi masalah silent treatment, kedua pasangan harus bertanggung jawab atas perilaku yang diperbuat dan mencoba untuk saling berempati. Berikut cara menghadapi pasangan yang suka melakukan silent treatment:
Sebutkan situasi
Mulai lah percakapan dan akui bahwa pasangan sedang melakukan silent treatment. Hal ini akan menjadi pintu komunikasi untuk dapat berinteraksi satu sama lain secara lebih efektif.
Gunakan pernyataan ‘saya’
Ungkapkan perasaan kepada pasangan dengan menggunakan pernyataan “saya”. jenis pernyataan ini berfokus pada perasaan dan keyakinan pembicara daripada karakteristik yang berkaitan dengan orang lain. Menggunakan pernyataan “saya” daripada mengatakan “kamu” biasanya lebih efektif, sebab memulai kalimat dengan "kamu" membuat seseorang terlihat defensif.
Akui perasaan pasangan
Minta pasangan untuk mengungkapkan perasaannya. Hal ini akan membuat pasangan merasa perasaannya tervalidasi yang akan membuka percakapan. Hindari bersikap defensif dan dengarkan masalah pasangan dengan penuh empati.
Meminta maaf
Meminta maaf dapat menurunkan ego kedua pasangan. Meskipun terkadang tidak mengetahui alasan yang membuat pasangan melakukan silent treatment, coba lah meminta maaf jika mungkin telah mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyakiti perasaan pasangan.
Hindari tanggapan yang tidak membantu
Beri pasangan waktu untuk menenangkan dirinya sebelum membahas kembali masalah yang terjadi. Coba lah untuk tidak memperburuk situasi dengan memberikan tanggapan-tanggapan yang menyudutkan pasangan. Hal ini dapat menimbulkan lebih banyak konflik.
Dampak yang Ditimbulkan dalam Suatu Hubungan
Melansir dari medicalnewstoday.com, laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan yang sama untuk melakukan hal ini. untuk menghindarinya, komunikasi menjadi suatu kunci dalam suatu hubungan agar tetap sehat. Tindakan silent treatment yang berlarut-larut tidak lah menyelesaikan masalah, dan malah bisa membuat salah satu pihak tidak memiliki kemauan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar.
Ketika seseorang ingin membicarakan masalahnya dan justru pasangan melakukan silent treatment, dapat menimbulkan emosi negatif seperti kemarahan. Pasangan pun merasa terabaikan yang dapat berhubungan juga dengan tingkat harga dirinya.
Silent treatment bisa berdampak pada kesehatan suatu hubungan. Seseorang dengan pasangan yang kerap melakukan silent treatment cenderung akan melanjutkan perselisihannya karena merasa belum memiliki kesempatan untuk membahas keluhannya lebih dalam. Pasangan apat mempertanyakan komitmen dalam suatu hubungan dan malah memperburuk keadaan.
Penulis: Maritza Samira
#BreakingBoundariesOktober