Fimela.com, Jakarta Pernikahan adalah impian semua pasangan. Siapa sih pasangan yang tidak mau hubungannya berakhir romantis di pelaminan? Namun sebelum menikah, ada banyak yang harus dipersiapkan.
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum menikah. Dari diri sendiri dulu harus siap, baik secara lahir dan batin. Misalnya dari segi finansial, kamu harus mempersiapkan semua dana baik itu dana pesta pernikahan hingga dana kebutuhan rumah tangga setelah menikah. Dari segi mental dan batin pun kamu harus siap. Jangan sampai kamu buru-buru menikah tanpa ada persiapan tersebut.
Dalam menyelenggarakan pesta pernikahan pun kamu perlu menentukan akan membuat pesta pernikahan menggunakan adat dari daerah mana. Adat yang paling umum digunakan adalah adat Jawa. Adat Jawa pun masih terbagi menjadi dua, yakni adat Jawa Solo dan adat Jawa Jogja. Nah kalau kamu memilih menyelenggarakan pesta pernikahan dengan adat Jawa Jogja, maka kamu harus memahami urutannya. Bagaimana urutannya? Simak artikel berikut ini ya.
Advertisement
Advertisement
Prosesi Pranikah
1. Pasang Tarub, Bleketepe, dan Tawuhan
Prosesi pernikahan adat jawa diawali dengan pemasangan tarub, bleketepe, dan tawuhan.
Tarub merupakan atap sementara atau peneduh di halaman rumah, yang dihiasi janur melengkung. Karena fungsi peneduh sudah diganti dengan tenda yang lebih mudah dan fungsional, tarub digunakan hanya sebagai simbolis saja.
Bleketepe merupakan anyaman daun kelapa tua yang dipasang oleh oleh orang tua mempelai wanita.
Sedangkan tuwuhan adalah tumbuh-tumbuhan seperti pisang raja, kelapa muda, batang padi, janur, yang dipasang di kiri dan kanan gerbang. Tuwuhan bermakna harapan agar calon pengantin memperoleh keturunan yang sehat, beretika, berkecukupan, dan bahagia.
2. Sungkeman
Kedua calon pengantin melakukan sungkeman kepada orangtua masing-masing. Prosesi pernikahan adat jawa sungkeman ini bermaksud meminta doa dan restu dari kedua oranhtua calon pengantin.
3. Siraman
Prosesi pernikahan adat jawa selanjutnya adalah siraman. Siraman memiliki makna sebagai penyucian diri dengan tujuan ketika memasuki hari pernikahan, kedua calon pengantin dalam keadaan suci lahir dan batin.
Siraman dilakukan oleh kedua orangtua, dilanjutkan keluarga terdekat atau yang sudah menikah untuk dimintai restunya. Penyiram ditentukan dalam jumlah ganjil, biasanya tujuh atau sembilan orang.
4. Adol Dawet
Adol dawet yang dalam bahasa Indonesia adalah berjualan dawet. Berjualan dawet dilakukan oleh kedua orangtua calon pengantin kepada tamu undangan yang hadir.
Namun tidak secara harfiah dijual, prosesi pernikahan adat jawa ini memiliki maksud orang tua yang memberikan contoh kepada calon pengantin bahwa hidup setelah pernikahan harus saling gotong royong.
5. Midodareni
Midodareni diartikan sebagai bidadari. Prosesi malam sebelum melepas masa lajang ini memiliki harapan sang calon pengantin wanita akan terlihat cantik esok harinya seperti bidadari dari surga.
Prosesi ini, calon pengantin wanita ditemani oleh keluarga saja dan dilarang bertemu dengan calon suaminya karena akan menerima nasehat-nasehat yang berkaitan dengan pernikahan.
Prosesi Akad Nikah
1. Upacara Pernikahan
Prosesi ini berlangsung ketika kedua pengantin mengikat dan menjalankan sumpah di hadapan penghulu, orangtua, wali, dan tamu undangan untuk meresmikan pernikahan secara keagamaan.
Pada prosesi pernikahan adat jawa ini kedua pengantin akan mengenakan pakaian tradisional adat jawa berwarna putih sebagai lambang kesucian.
2. Panggih
Panggih yang dalam Bahasa Indonesia berarti bertemu. Prosesi ini adalah di mana kedua pengantin yang telah resmi menikah bertemu sebagai sepasang suami istri.
3. Balang Gantal
Gantal atau sirih merupakan benang putih yang diikat. Kemudian kedua pengantin akan saling melempar gantal tersebut.
Pengantin pria melemparkan gantal ke arah dada pengantin wanita yang diartikan bahwa ia telah mengambil hati sang kekasih, sedangkan pengantin wanita akan menujukan gantal ke lutut sang pria sebagai tanda bakti kepada suami.
4. Wijikan
Wijikan dikenal juga sebagai ranupada. Ranu berarti air dan pada berarti kaki.
Ritual ini dilakukan oleh pengantin wanita yang menyirami kaki mempelai pria sebanyak tiga kali. Prosesi ini mencerminkan wujud bakti istri kepada suami, serta menghilangkan halangan menuju rumah tangga bahagia.
5. Sinduran
Pada prosesi ini kedua pengantin akan dibalut oleh kain sindur sembari yang diantar menuju pelaminan oleh ayah pengantin wanita.
Kain sindur berwarna merah dan putih diharapkan akan memberikan keberanian bagi kedua pengantin agar menjalani pernikahan mereka dengan semangat dan penuh gairah.
6. Bobot Timbang
Prosesi ini dilakukan oleh ayah pengantin wanita yang menimbang anak sendiri dan menantu dengan cara memangku kedua mempelai.
Lalu, ibu pengantin akan menanyakan kepada ayah, siapa yang lebih berat di antara mereka. Kemudian, ayah akan menjawabnya jika keduanya sama beratnya.
Makna dari prosesi ini adalah diharapkan bahwa kedua anak mengetahui bahwa tidak ada perbedaan kasih sayang antara mereka.
7. Ngunjuk Rujak Degan
Rujak degan merupakan minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda. Prosesi minum air kelapa ini dilakukan secara bergilir dalam satu gelas untuk satu keluarga.
Prosesi dimulai dari ayah untuk diteruskan kepada ibu, kemudian diberikan kepada kedua pengantin. Air kelapa bermakna sebagai air suci yang dapat membersihkan rohani seluruh anggota keluarga.
8. Dulangan
Prosesi ini adalah prosesi menyuapi antara kedua pengantin sebanyak tiga kali sebagai simbol bahwa kedua pengantin akan selalu menolong satu sama lain dan juga saling memadu kasih hingga tua.
9. Sungkeman
Prosesi pernikahan adat jawa yang terakhir adalah sungkeman. Sungkeman dilakukan kedua pengantin kepada orangtua masing-masing dan dilanjutkan kepada mertua masing-masing sebagai tanda penghormatan kepada orangtua yang telah membesarkan mereka hingga menikah.
Itulah proses pernikahan menggunakan adat Jawa Jogja yang cukup panjang. Meskipun panjang, namun masing-masing langkah punya maknanya masing-masing.