Fimela.com, Jakarta Pernikahan yang bahagia, harmonis dan bertahan selamanya tidak begitu saja bisa diciptakan. Pasti butuh banyak pengorbanan dan faktor pendukung sehingga sebuah keluarga bisa utuh dan tidak ada perpecahan.
Ada banyak family goal yang mungkin dimiliki setiap keluarga, dan ada kemungkinan pula tujuannya berbeda-beda. Namun jika kamu ingin menentukan family goal agar keluarga utuh dan pernikahan bahagia, ini sekian aturan dasar yang perlu dilakukan.
Advertisement
1. Chemistry
Memiliki kecocokan dan ketertarikan terhadap satu sama lain bisa kita rangkum sebagai chemistry yang terbentuk antara dirimu dan pasangan. Ini bukan hanya tentang ketertarikan fisik atau seksual, tetapi juga keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang orang lain. Bersikap terbuka, selalu ingin tahu, menerima dan menghormati satu sama lain akan mampu menciptakan koneksi hati yang kuat.
2. Tujuan yang sama
Memiliki common goals atau tujuan yang sama mampu memberikan perasaan saling memiliki, membantu dan menjaga hubungan cinta agar mampu bertahan. Karena bagaimana pun besarnya rasa suka, jika tidak memiliki tujuan masa depan yang sama dalam membangun keluarga, maka akan ada banyak perselisihan yang mampu meretaskan ikatan cinta dan bahkan rasa percaya. Jadi pastikan kalian memiliki tujuan yang sama dalam membangun pernikahan.
Advertisement
3. Komitmen
Komitmen hubungan adalah kesepakatan untuk mencintai, bersikap terbuka, menerima, dan setia kepada pasangan. Tidak ada yang saling meninggalkan, mudah menyerah di tengah jalan dan mementingkan ego sendiri. Komitmen penting dimiliki siapa pun yang menikah untuk menciptakan keluarga yang solid. Kita memilih untuk menyatukan pikiran dan menyerah, bukan karena kamu kalah tapi karena kamu ingin membangun keluarga ini sehingga mampu saling melengkapi.
4. Komunikasi
Komunikasi yang baik adalah kunci menciptakan hubungan cinta yang utuh dan kuat. Terkadang dalam hubungan cinta, seseorang sengaja atau tidak sengaja mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyakiti perasaan pasangannya. Jika tidak dikomunikasikan secara terbuka, pasti akan menjadi penyakit hati yang justru hanya akan merusak pernikahan. Termasuk jika satu sama lain bersikap reaktif, defensif, pasif atau menutup diri sehingga masalah semakin parah.
Advertisement
5. Konsensus
Sebagai pasangan suami istri, tentunya diperlukan kesadaran dari diri sendiri untuk membangun konsensus atau kesepakatan bersama. Bagaimana pun membangun hubungan pernikahan adalah tentang kerja sama, mencari hasil yang saling menguntungkan. Jika memiliki konsensus, maka satu sama lain akan menyadari pentingnya tujuan membangun keluarga. Membutuhkan keterampilan komunikasi yang efektif dan saling menghormati, fleksibilitas, dan keterbukaan untuk memahami sudut pandang orang lain sementara tetap mengungkapkan perspektif diri sendiri.
Itu dia sekian aturan dasar jika ingin menciptakan kehidupan pernikahan dan keluarga yang bahagia dengan suami.
#Women for Women