Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan selalu memiliki kisahnya sendiri. Caranya untuk berjuang tentu tak sama dengan yang lainnya. Perempuan berdaya dan hebat dengan caranya masing-masing. Tiap pengalaman dan kisah pun memiliki inspirasinya sendiri seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba The Power of Women: Perempuan Berdaya dan Hebat adalah Kamu berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: P
Ada stigma perempuan yang belum menikah di umur 25 tahun ke atas dikatakan perawan tua. Umumnya, masyarakat pedalaman atau pedesaan yang memiliki stigma demikian. Di sisi lain, masyarakat modern atau perkotaan, tidak lagi menjadikan pernikahan sebagai prioritas utama.
Saya seorang wanita berusia 27 tahun. Belum menikah. Tidak punya pacar apalagi prospek untuk menikah dalam waktu dekat ini. But I'm fine.
Advertisement
Tentang Pernikahan
Sekarang adalah the best part of my life yang tidak akan rela saya tukar dengan kehidupan pernikahan dengan laki-laki yang salah hanya karena kepentok usia. Jangan menikah karena merasa dia orang yang tepat. Karena menikah itu one way ticket, there is no return ticket. Jadi tidak ada standar untuk menikah di umur tertentu. Menikahlah dalam keadaan sadar, tidak banyak mau, dewasa, dan siap capek.
Saya bersikeras hanya akan menikah dengan laki-laki yang memiliki cara berpikir dan tujuan hidup yang sama dengan saya. Meskipun saya baru akan bertemu dia ketika saya sudah menjadi nenek-nenek sekalipun. Tidak semua orang yang menikah tujuannya ingin memiliki anak, tetapi ingin berbagi hidup dengan pasangan. Ada anak maupun tidak.
Menikah itu bukan untuk bahagia. Kamu menikah karena kamu dan pasangan sudah sama-sama bahagia, bukannya untuk menuntut dibahagiakan.
Menikah lebih dari sekadar punya anak, karena setelah punya anak tanggung jawab itu lebih besar lagi. Kamu sudah sanggup belum? Jangan mau buat tapi nggak punya skill yang cukup untuk mendidik dan mengasuhnya.
Menikah Butuh Kesiapan dan Kematangan
Saran saya buat teman-teman yang belum menikah, jangan bersedih dan bahkan sampai depresi. Gunakan waktu lajang kalian untuk hal- hal yang berguna, termasuk pilih-pilih calon pasangan hidup. Bagi saya pernikahan itu sakral, istri atau suami adalah satu satunya orang terdekat yang akan kita ajak sehidup semati mengarungi bahtera rumah tangga.
Sekali lagi saya tegaskan, jangan sedih gara-gara belum menikah. Dunia tetap berputar, kok. Dibawa santai saja, sembari tetap membuka diri, saya yakin kita sudah membawa jodoh masing-masing. Sekarang waktunya mencintai diri sendiri dulu, puas-puasin belajar dan mengembangkan keterampilan diri. Menikah atau pun tidak menikah, kita tetap berharga.
Di atas adalah pandangan saya terhadap pernikahan, pernikahan itu sesuatu yang sangat penting untuk saya, karena saya mengorbankan sisa hidup saya untuk bersama satu orang, jadi saya harus pastikan dahulu tujuan saya menikah dengan dia apa.
#WomenforWomen