Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: FL
Wah, terdengar sangat seru membicarakan tentang cinta apa lagi itu cinta pertama. Tapi bagiku tidak berlaku demikian. Cukup rumit perjalanan cinta pertamaku.
Kebetulan aku tumbuh menjadi orang yang sulit untuk menaruh kepercayaan kepada orang lain. Begitu juga untuk menjatuhkan cinta kepada seorang pria. Aku tak mudah melakukannya kepada sembarang orang. Banyak pertimbangan-pertimbangan yang aku lakukan. Hal ini membuat aku tak terlalu mengindahkan kedatangan pria yang menawarkan cinta kepadaku.
Namun saat bertemu dan berkenalan dengan seorang pria satu ini, sikap dan rasaku berbeda. Seperti menemukan apa yang aku cari ada padanya. Jadilah aku membuka hati untuknya.
Advertisement
Kekasihku dan Sahabatku
Tak membutuhkan waktu lama untuk aku dan dia saling mengenal lebih jauh lagi. Kemudian terbangunlah hubungan antara aku dan dia. Selama beberapa waktu aku merasa senang sekali menjalani hari-hari pada masa ini. Kami saling mendukung, berbagi kisah, merajut cerita dan merencanakan masa depan bersama.
Semakin besarnya rasa kenyamanan dan kepercayaan yang tumbuh di antara kami. Tak sungkan lagi untuk mengenalkan ke keluarga dan teman-teman terdekat. Aku diajak bermain dan berkenalan dengan keluarga dia dan teman-temannya. Begitu sebaliknya aku mengajak dia berkenalan dengan keluarga dan teman-temanku.
Awalnya berjalan biasa saja. Seru menyambung silaturahmi. Namun yang aku rasakan ternyata mendadak berubah. Ada satu dari teman dan sahabat yang aku kenalkan tersangkut di hati dia.
Semenjak pertemuan itu, obrolan aku dan dia tak jauh dari membahas tentang sahabatku. Aku pun layani dan jawab pertanyaan penasaran dia tentang sahabatku. Sampai dia minta nomor WA, aku mulai curiga. Tapi dia meyakinkanku kalau dia dan sahabatku hanya akan berteman saja. Prasangka kecil lahir melintas di hati tentang dia dan sahabatku. Namun aku selalu berusaha menyingkirkan pikiran tersebut.
Ternyata lama-lama aku tak kuat dengan keadaan ini. Aku mulai terbakar cemburu ketika dia membicarakan tentang sahabatku. Aku pun mulai berubah, ketika dia mencoba menanyakan tentang sahabatku. Aku tak lagi memberikan jawaban yang dia tanyakan dan lebih sering mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain.
Cinta dan Hatinya Berpaling
Tapi bagi dia saat itu, tak ada obrolan menarik selain membahas tentang sahabatku. Dia mulai jarang menghubungiku, sekali pun itu hanya tanya dan berbagi kabar. Aku pun masih malas memulai menghubunginya karena akan selalu diarahkan ke pembahasan tentang sahabatku.
Sekitar dua bulan kemudian, dia menghubungiku, menanyakan kabarku. Aku pun bahagia, dengan sangat gairah aku menjawab apa yang dia tanyakan. Namun ternyata kegembiraan ini berlangsung hanya beberapa menit.
Dia kembali menghubungiku hendak menyampaikan bahwa dia tak bisa melanjutkan hubungan kami. Hubungan aku dan dia selesai sampai di sini dan kami hanya berteman saja. Dia bercerita sedang dekat dengan sahabatku. Katanya si dia mulai mendekati sahabatku ketika aku menjauh darinya.
Aku telan pil pahit ini. Kenyataan yang terlihat menyakitkan tapi harus aku lalui. Aku tak mencoba mengonfirmasi ke sahabatku, karena dari awal aku memberikan nomor WhatsApp ke dia. Aku sudah dikirimkan SS obrolan dia ke sahabatku. Dia menyapa hangat sahabatku, dan saat itu aku tanyakan ke sahabatku tentang kemungkinan kekhawatiranku. Sahabatku bilang tak mungkin jatuh cinta ke dia.
Kenyataannya seperti ini, ketakutan dan kekhawatiran ku benar. Dia berpaling ke sahabatku. Aku tak bisa memegang ucapan dia dan ucapan sahabatku. Aku pun tak bisa mencegah cinta yang tumbuh subur di antara mereka.
#WomenforWomen