Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Pramudita Kurnia
Ketika kita muda dulu, kita pasti pernah merasakan jatuh cinta. Aku pun merasakannya. Cinta pertama yang kutemukan di bangku sekolah dulu akan kuceritakan padamu kini.
Cinta Pertamaku di Bangku SMP
Dulu saat SMP, aku adalah gadis yang berpenampilan buruk. Banyak jerawat di wajah, rambut mengembang berantakan dan kadang kali kikuk. Dengan keadaan ini sering kali dirundung teman-teman terutama teman laki-laki. Mereka biasanya anak nakal yang enggan belajar dan suka tawuran.
Ada salah satu dari mereka yang walaupun nakal dan malas belajar tapi masih baik padaku. Kami pernah duduk berdekatan dan mengobrol. Ternyata di luar pelajaran, ia mempunyai wawasan yang luas. Ia tahu aku suka sejarah dan kami pernah mengobrol tentang kapal Titanic.
Kami adalah teman yang baik. Pernah bertengkar namun tak lama. Waktu mata pelajaran Seni Budaya dulu, kami disuruh maju ke kelas untuk bernyanyi. Suaraku tidak bagus sekali. Namun ketika ia maju dan bernyanyi, suaranya sangat bagus. Ia menyanyikan lagu “Pangeran Cinta” dari Dewa 19. Oh ya satu hal! Ia sebenarnya punya nama asli tapi teman-temanku lebih juga memanggilnya ‘One’. Karena dia anak pertama.
Advertisement
Berawal dari Ejekan Lama-lama Jadi Suka
Di kelas 2 ternyata kami masih sekelas. Awalnya hubungan kami masih baik layaknya teman biasa. Suatu ketika ada seorang temanku yang centil menanyakan aku. Mereka menanyakan di kelas siapa yang paling cantik dan ganteng.
Aku jawab salah satu teman perempuanku yang cantik. Tapi ia tidak terima dengan jawabanku, karena baginya ia yang paling cantik. Lalu kedua untuk yang paling ganteng, sebenarnya aku tidak tahu karena tidak ada yang ganteng di kelasku waktu itu. Terpikir mungkin yang baik saja yang paling dekat denganku, aku jawab ‘One’.
Jahatnya orang itu ia menyebarkan ke semua teman sekelasku soal jawabanku itu. Dan juga ia menudingku suka One, padahal saat itu aku belum ada perasaan apa-apa dengannya. Mulai saat itu teman-temanku yang lain mengejek kami. Aku jadi tidak enak pada One. Tidak bermaksud membuat namanya jelek seperti itu. Perlahan sikapnya yang baik berubah menjadi kasar.
Setelah itu entah kenapa aku mulai memikirkannya. Aku mengingat masa dulu saat ia masih baik padaku. Bahkan ia hadir dalam mimpiku. Mulai dari situ aku menyukainya. Aku tersipu malu ketika teman-teman yang lain mengejek kami. Akan tetapi sikapnya yang kasar itu, ia selalu jijik dan marah jika dekat denganku.
Ada satu kejadian lucu. Saat ujian dulu, guru kelas satuku dulu datang mengawas. Teman-temanku dan aku sudah selesai mengerjakan ujian dan menunggu bel. Akhirnya kami mengobrol. Teman-temanku mulai mengejek aku dan One. Guruku itu mulai menyadari itu.
“Kenapa kalian ledekin Pramudita dan One?” tanya guruku.
“Pramudita suka One, Bu!” jawab salah satu temanku.
“Oh jadi Pramudita suka One. Bagus dong! Pramudita kan pintar. Nanti One bisa diajarin sama Pramudita,” ucap guruku sambil tertawa. Aku sangat malu dan tersipu sampai-sampai pipiku merah. Aku akui dulu aku hanya murid yang rajin dan suka belajar. Tapi aku tidak pintar karena nilai Matematika dan Olahragaku jelek. Walaupun mata pelajaran yang lain bisa kukontrol.
“Ih jijik!” kata One dengan suara kecil namun aku mendengarnya jelas. Wajahnya sangat marah beda denganku.
Di semester akhir, nilai-nilai One sangat jelek dan ia sering membolos. Sikapnya sangat kasar padaku sama seperti teman-temanku yang nakal lainnya.
Aku menjadi sedih dan sangat menyesalkan hal itu. Hingga akhirnya sehabis terima rapor diumumkan sesuatu, aku berhasil naik ke kelas unggulan. Sebaliknya One dinyatakan tidak naik dan ia memutuskan untuk pindah sekolah. Sejak saat itu kami tidak pernah bertemu lagi. Perlahan perasaan cintaku itu redup dan hilang seperti daun pohon yang tertiup angin.
Pesan untuk Diriku dan Cinta Pertamaku
Aku berterima kasih pada diriku saat itu. Aku kuat menjalani kehidupan yang getir ketika semua orang berbuat jahat padaku. Aku sabar ketika banyak orang jijik dan mengejekku padahal aku tidak melakukan hal yang jorok atau tidak sepatutnya.
Aku tetap berpikir positif terhadap One karena ia sebelumnya adalah orang yang baik dan aku tahu itu. Meskipun susah dan sampai sekarang aku masih tidak bisa melakukan ini, aku mencoba untuk mengampuni segalanya dan semua sudah berlalu serta berubah seiring berjalannya waktu. Mencoba berdamai dengan masa lalu memang sulit. Tapi kita tak akan terjebak dan menjadi bertumbuh menghadapi masa kini dan masa depan.
Untuk One, terima kasih sudah membuatku merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Walaupun ada sedikit sakit akan perlakuanmu, aku tidak akan menyesal pernah merasakan hal itu. Karena aku tahu kamu teman yang baik dan itu menjadi hal yang sangat tepat. Aku tidak dendam padamu.
Rasa itu memang menyenangkan dan juga lucu datang saat aku puber, tapi sudah lenyap tak membekas. Menurutku kamu telah mengajariku menerima segalanya. Aku harap kamu sekarang bahagia dengan kehidupanmu dan dengan pasanganmu.
Terima kasih juga karena telah menginspirasiku menulis cerita ini.
#WomenforWomen