Fimela.com, Jakarta Saat menjalin sebuah hubungan, kita semua pasti menginkan hadirnya kebahagiaan. Hanya saja tak sedikit di antara kita yang memiliih untuk bertahan dalam sebuah hubungan yang sebenarnya terlalu menyakitkan. Misalnya, kamu sering dibuat kecewa dan disakiti oleh pasanganmu tapi kamu tetap mempertahankan hubungan atas nama cinta. Padahal cinta yang terlalu menyakitkan bukanlah cinta.
Jika hubunganmu terlalu menyakitkan, waspadai itu bukan cinta. Yoon Hon Gyun, seorang psikiater dan penulis buku How to Respect Myself mengungkapkan bahwa cinta yang terlalu menyakitkan bukanlah cinta. Maka dari itu, perpisahan adalah jalan pintas untuk menuju kebahagiaan.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Jangan Mengorbankan Kebahagiaan Diri Sendiri
"Setiap orang memiliki fantasi tentang cinta. Fantasi bahwa cinta akan membuat kita bahagia. Kepercayaan ini sudah tersebar luas dari ujung timur ke ujung barat, dari kisah Ramayana hingga dongeng Putri Salju. Bahwa semua penderitaan akan terobati ketika kita bertemu cinta sejati," papar dr. Yoon.
Ada pemaparan yang menarik juga dari dr. Yoon soal harga diri dan cinta. Seseorang yang harga dirinya rendah cenderung tidak mudah mengakhiri cinta. Orang yang harga dirinya rendah atau rasa percaya dirinya rendah cenderung bertahan dan bersabar dalam sebuah hubungan meskipun cinta yang ia rasakan bukanlah cinta yang ia inginkan.
Sudah mengalami luka sana-sini dan mengalami depresi saat menjalin sebuah hubungan tapi tetap memilih untuk bertahan. Di sini, ada harga diri atau rasa kepercayaan diri yang rendah. Padahal jalan terbaik saat berada di situasi ini adalah berpisah.
Jangan sampai kebahagiaan sendiri dikorbankan untuk sebuah hubungan yang sebenarnya toxic. Kalau dalam keseharianmu saat menjalin sebuah hubungan lebih banyak kesedihan dan luka, mungkin ini pertanda bahwa hubungan itu perlu diakhiri. Sekali lagi, cinta yang terlalu menyakitkan bukanlah cinta.
#ElevateWomen