Ingin Menikah tapi Masih Menyimpan Trauma, Izinkan Aku Bahagia Dulu

cinta bertepuk sebelah tangan perempuan — Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/wilaiporn+Hancharoenkul

Fimela.com, Jakarta Di bulan Oktober yang istimewa kali ini, FIMELA mengajakmu untuk berbagi semangat untuk perempuan lainnya. Setiap perempuan pasti memiliki kisah perjuangannya masing-masing. Kamu sebagai perempuan single, ibu, istri, anak, ibu pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa pun kamu tetaplah istimewa. Setiap perempuan memiliki pergulatannya sendiri, dan selalu ada inspirasi dan hal paling berkesan dari setiap peran perempuan seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Elevate Women: Berbagi Semangat Sesama Perempuan di Share Your Stories Bulan Oktober ini.

***

Oleh: Annisa Destiana

Hidup memang penuh tantangan. Setiap manusia yang dilahirkan mempunyai tingkat cobaan dan kesulitan masing-masing. Begitu pun dengan diriku.

Aku dilahirkan sebagai anak perempuan pertama. Aku dilahirkan di keluarga sederhana. Sebagai anak pertama tentu aku harus bisa jadi anak yang bisa dibanggakan. Kenyataannya sangat sulit.

Kegagalan demi kegagalan aku terima dan aku tidak bisa menjadi nomor satu untuk keluargaku. Tapi itu semua tidak membuat aku berhenti. Aku terus berusaha dan mencoba.

Setelah lulus sekolah SMA, fokusku hanya satu yaitu bisa sukses dan tidak mementingkan soal percintaan. Karena sebelumnya aku dikecewakan oleh masa laluku dan itu membuat aku trauma untuk membangun hubungan lagi.

Membahagiakan Diriku dan Keluargaku

bridezilla dan dispensasi menikah — Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/sonjachnyj

Aku memulai karier dari bawah. Dari magang, setelah lulus kuliah aku juga tidak langsung di perusahaan besar. Proses demi proses aku jalani, jatuh bangun di dunia kerja pun aku rasakan.

Sampai pada akhirnya aku bisa bekerja di tempat yang aku inginkan, di sana aku pun mengenal laki-laki baik dan aku pun menyukainya. Aku yang sudah lama sendiri pun merasa senang bisa dekat dengannya. Tapi itu hanya sementara. Aku dan dia harus berpisah.

Sejak dikecewakan beberapa tahun yang lalu dan dikecewakan kembali rasanya memang sulit bagiku percaya pada hubungan, komitmen. Sementara orang-orang sekitarku sudah menuntutku untuk segera menikah. Bagaimana bisa aku menikah dengan rasa trauma masa lalu yang belum hilang?

Saat ini aku berusaha untuk menyembuhkan hatiku dan membuka lembaran baru yang lebih baik lagi dan fokus membahagiakan diriku dan keluargaku.

#ElevateWomen