Fimela.com, Jakarta Punya cerita atau pengalaman tentang rasa rindu kepada kampung halaman, berbagai macam makanan khas daerahmu yang menggugah selera, hingga objek wisata yang bagai surga dunia? Atau punya cara tersendiri dalam memaknai cinta Indonesia? Pada bulan Agustus kali ini, kamu bisa membagikan semuanya dalam Lomba Share Your Stories bulan Agustus dengan tema Cinta Indonesia seperti tulisan yang dikirim oleh Sahabat Fimela ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: D
Lahir di Kota Surabaya tetapi tumbuh besar di Jakarta, dan berakhir kuliah dan menghabiskan sisa hidup di kota Metropolitan kedua ini. Aku memang tidak banyak mengetahui tentang kota kelahiranku, namun di kota ini aku tumbuh dan mengenal arti mencintai dan melepaskan. Jika diceritakan, Surabaya adalah paklet komplit untuk perjalanan hidupku. Lahir, tumbuh, jatuh cinta, dan kemudian patah hati.
Aku mengenal dia saat memulai studi di Perguruan Tinggi. Sebagai teman seangkatan, kami banyak berkomunikasi. Selain memang, jurusan kuliahku yang memaksa kami untuk selalu dekat dengan teman seangkatan. Kami memang cocok di luar urusan kampus. Kami sama-sama suka berburu kuliner.
Ia yang asli Bandung dan sejak lahir belum pernah tinggal di kota lain, membawa momen kedekatan kami. Sepulang kuliah atau praktikum kami selalu menyempatkan diri untuk makan bersama. Mencari tempat makanan asli Surabaya. Ya, meskipun lahir di kota ini aku sama sekali tidak paham dengan kulinernya.
Kalau diingat-ingat, kami dekat karena hobi makan ini. Kami suka mencoba makanan yang unik. Namun, hal yang paling aku ingat adalah momen pertama kali kami makan bersama. Waktu itu kami pulang kuliah. Lelah karena praktikum seharian, membawa kami untuk mampir ke salah satu kedai dekat tempat tinggalku.
Advertisement
Kenangan yang Tak Terlupakan
Kami memesan menu Lontong Balap. Saat itu tak terbayangkan sama sekali bagaimana wujud makanan ini. Begitu makanan tersaji, kami tertawa kecil. Ya, aku tidak suka toge. Namun yang disajikan di piringku saat itu penuh dengan toge.
Ia tertawa, lalu mengambil toge dari piringku dan memindahkannya ke piringnya. Ia juga memindahkan tahu dari piringnya ke piringku.
“Kompensasi,” katanya.
Aku tertawa. Sejak itu, kami sering menghabiskan waktu bersama. Di sela-sela kesibukan kuliah kami menyempatkan diri untuk mencoba makanan di warung atau resto dekat kampus. Tak jarang kami menemukan makanan yang tak cocok dengan lidah kami. Pernah dia harus dirawat di IGD, saat kami mencoba makan Lontong Kupang. Ternyata ia alergi, seluruh badannya penuh ruam. Tak hanya itu, sepanjang hari ia terus muntah hingga tubuhnya lemas.
Di antara kebodohan dan kesenangan kami waktu itu. Ada yang pasti, sejak itu saat ditanya makanan favoritku apa? Aku akan dengan cepat menjawab Lontong Balap. Mungkin benar, tak ada makanan yang benar-benar enak. Semua perkara momen saja, saat memakan makanan tersebut kamu bersama siapa? Jangan-jangan, aku menyukai mantan suamiku sejak ia memindahkan toge dari piringku ke piringnya.
Mungkin, saja kan?
#ElevateWomen