Sukses

Total ada 70 koleksi dari Happa dan XY, Mel Ahyar Archipelago, dan Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024. [Fimela/Bambang E. Ros]
1/10

Total ada 70 koleksi dari Happa dan XY, Mel Ahyar Archipelago, dan Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024. [Fimela/Bambang E. Ros]

Selengkapnya
Para model berjalan mengelilingi landas peraga yang dibuat memutar di antara kursi penonton. Bagian tengahnya diisi layar LED yang menampilkan visual yang menjadi inspirasi tiap-tiap koleksi. [Fimela/Bambang E. Ros]
1/10

Para model berjalan mengelilingi landas peraga yang dibuat memutar di antara kursi penonton. Bagian tengahnya diisi layar LED yang menampilkan visual yang menjadi inspirasi tiap-tiap koleksi. [Fimela/Bambang E. Ros]

Selengkapnya
HAPPA dan XY, dua merek Ready to Wear yang juga dikelola oleh MMAC muncul sebagai pembuka. Menampilkan koleksi RIKURIKU, yang terinspirasi dari cerita dibalik cerita ukiran Suku Asmat. [Fimela/Bambang E. Ros]
1/10

HAPPA dan XY, dua merek Ready to Wear yang juga dikelola oleh MMAC muncul sebagai pembuka. Menampilkan koleksi RIKURIKU, yang terinspirasi dari cerita dibalik cerita ukiran Suku Asmat. [Fimela/Bambang E. Ros]

Selengkapnya
RIKURIKU tampil membawa passion maskulinitas pria Asmat yang memahat kayu to leave their mark on earth, as a legacy and tribute to the ancestors. Terlihat dalam motif kerangka garis-garis floral yang rimbun maupun fauna, seperti lekuk ukiran kayu. [Fimela/Bambang E. Ros]
1/10

RIKURIKU tampil membawa passion maskulinitas pria Asmat yang memahat kayu to leave their mark on earth, as a legacy and tribute to the ancestors. Terlihat dalam motif kerangka garis-garis floral yang rimbun maupun fauna, seperti lekuk ukiran kayu. [Fimela/Bambang E. Ros]

Selengkapnya
‘Hidangan utama’ dari acara ini tampil kemudian, yaitu koleksi Mel Ahyar ARCHIPELAGO yang mengusung wastra Nusantara: Batik Gedog Tuban ‘Onomatope’, Tapis Lampung ‘Mulang Tiuh’, dan Medan as The Melting Pot. [Fimela/Bambang E. Ros]
1/10

‘Hidangan utama’ dari acara ini tampil kemudian, yaitu koleksi Mel Ahyar ARCHIPELAGO yang mengusung wastra Nusantara: Batik Gedog Tuban ‘Onomatope’, Tapis Lampung ‘Mulang Tiuh’, dan Medan as The Melting Pot. [Fimela/Bambang E. Ros]

Selengkapnya
Gedog Tuban yang merupakan batik tulis di atas kain tenun, statusnya cukup critically endangered sehingga Mel menyuguhkannya hampir secara ‘utuh’ sebagai bahan baku utama. [Fimela/Bambang E. Ros]
1/10

Gedog Tuban yang merupakan batik tulis di atas kain tenun, statusnya cukup critically endangered sehingga Mel menyuguhkannya hampir secara ‘utuh’ sebagai bahan baku utama. [Fimela/Bambang E. Ros]

Selengkapnya
Sedangkan ‘Mulang Tiuh’ mengambil craftsmanship tapis dan sulam usus Lampung di atas kain dan motif modern. [Fimela/Bambang E. Ros]
1/10

Sedangkan ‘Mulang Tiuh’ mengambil craftsmanship tapis dan sulam usus Lampung di atas kain dan motif modern. [Fimela/Bambang E. Ros]

Selengkapnya
Lain lagi Medan yang diangkat sebagai melting pot berbagai wastra khas Sumatera Utara seperti songket Melayu, Ulos Batak, dan lain-lain. [Fimela/Bambang E. Ros]
1/10

Lain lagi Medan yang diangkat sebagai melting pot berbagai wastra khas Sumatera Utara seperti songket Melayu, Ulos Batak, dan lain-lain. [Fimela/Bambang E. Ros]

Selengkapnya
Peragaan ditutup dengan koleksi Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024 mencerminkan kejelian mata Mel Ahyar memotret fenomena dua dimensi dinamika budaya yang senantiasa berkonflik: dimensi horizontal yang merupakan sebagai medan pertemuan aspek teknologi, geografi hingga sosio-ekonomi, serta dimensi vertikal yaitu lintas-generasi (Baby Boomers, X, Y/Milenial dan Z). [Fimela/Bambang E. Ros]
1/10

Peragaan ditutup dengan koleksi Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024 mencerminkan kejelian mata Mel Ahyar memotret fenomena dua dimensi dinamika budaya yang senantiasa berkonflik: dimensi horizontal yang merupakan sebagai medan pertemuan aspek teknologi, geografi hingga sosio-ekonomi, serta dimensi vertikal yaitu lintas-generasi (Baby Boomers, X, Y/Milenial dan Z). [Fimela/Bambang E. Ros]

Selengkapnya
Siluet dalam koleksi ini dipengaruhi mode 1940-2000an serta kebaya – dengan potongan volume yang tegas, geometris, dan asimetris. [Fimela/Bambang E. Ros]
1/10

Siluet dalam koleksi ini dipengaruhi mode 1940-2000an serta kebaya – dengan potongan volume yang tegas, geometris, dan asimetris. [Fimela/Bambang E. Ros]

Selengkapnya
Total ada 70 koleksi dari Happa dan XY, Mel Ahyar Archipelago, dan Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024. [Fimela/Bambang E. Ros]
Para model berjalan mengelilingi landas peraga yang dibuat memutar di antara kursi penonton. Bagian tengahnya diisi layar LED yang menampilkan visual yang menjadi inspirasi tiap-tiap koleksi. [Fimela/Bambang E. Ros]
HAPPA dan XY, dua merek Ready to Wear yang juga dikelola oleh MMAC muncul sebagai pembuka. Menampilkan koleksi RIKURIKU, yang terinspirasi dari cerita dibalik cerita ukiran Suku Asmat. [Fimela/Bambang E. Ros]
RIKURIKU tampil membawa passion maskulinitas pria Asmat yang memahat kayu to leave their mark on earth, as a legacy and tribute to the ancestors. Terlihat dalam motif kerangka garis-garis floral yang rimbun maupun fauna, seperti lekuk ukiran kayu. [Fimela/Bambang E. Ros]
‘Hidangan utama’ dari acara ini tampil kemudian, yaitu koleksi Mel Ahyar ARCHIPELAGO yang mengusung wastra Nusantara: Batik Gedog Tuban ‘Onomatope’, Tapis Lampung ‘Mulang Tiuh’, dan Medan as The Melting Pot. [Fimela/Bambang E. Ros]
Gedog Tuban yang merupakan batik tulis di atas kain tenun, statusnya cukup critically endangered sehingga Mel menyuguhkannya hampir secara ‘utuh’ sebagai bahan baku utama. [Fimela/Bambang E. Ros]
Sedangkan ‘Mulang Tiuh’ mengambil craftsmanship tapis dan sulam usus Lampung di atas kain dan motif modern. [Fimela/Bambang E. Ros]
Lain lagi Medan yang diangkat sebagai melting pot berbagai wastra khas Sumatera Utara seperti songket Melayu, Ulos Batak, dan lain-lain. [Fimela/Bambang E. Ros]
Peragaan ditutup dengan koleksi Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024 mencerminkan kejelian mata Mel Ahyar memotret fenomena dua dimensi dinamika budaya yang senantiasa berkonflik: dimensi horizontal yang merupakan sebagai medan pertemuan aspek teknologi, geografi hingga sosio-ekonomi, serta dimensi vertikal yaitu lintas-generasi (Baby Boomers, X, Y/Milenial dan Z). [Fimela/Bambang E. Ros]
Siluet dalam koleksi ini dipengaruhi mode 1940-2000an serta kebaya – dengan potongan volume yang tegas, geometris, dan asimetris. [Fimela/Bambang E. Ros]

10 Potret Koleksi Kultulibrasi, Kreasi Mel Ahyar Sulap Wastra Nusantara dalam Mode Modern

Pada (10/8) Mel Ahyar menggelar pagelaran bertajuk Mel Ahyar Annual Show 2023 di City Hall, Pondok Indah Mall 3, Jakarta. Tema “Kultulibrasi” diusung untuk menginterpretasikan akulturasi budaya dari beragam kekayaan budaya di Nusantara, khususnya wastra nusantara.
Editor:
Hilda Irach

Foto Terkini

AboutPartnerships

Copyright © 2024 fimela.com KLY KapanLagi Youniverse All Rights Reserved