1/5
Saat seniman-seniman seniornya hanya memfokuskan karya pada wajah, Sharaku sudah menampilkan para aktor drama dan kabuki sesuai karakternya sekaligus sisi pribadi aktor itu sendiri. Dalam waktu singkat, Sharaku juga berhasil mencoba satu gaya ke gaya lain, potret sebadan, sampai menampilkan gambar berseri dan berlatar belakang. Sayang, karya realis yang sarat pesan itu tak mendapat apresiasi dari masyarakat, malah melahirkan kebencian, sehingga popularitasnya cepat menurun.