Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah kamu merasa emosi memuncak saat mendidik anak? Islam mengajarkan cara bijak mengelola emosi dalam mendidik anak. Melansir berbagai sumber, berikut ini beberapa cara mendidik anak agar tidak emosi.
Advertisement
Jaga Lisan, Kunci Utama Menahan Emosi
Sahabat Fimela, Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya menjaga lisan, bahkan saat marah. Hati boleh marah, tapi lisan harus tetap santun. Hindari kata-kata kasar atau menyakiti. Bicaralah dengan lembut, karena perkataan baik melahirkan perasaan baik pula.
Ingatlah selalu hadits Rasulullah SAW, "Perkataan yang baik adalah sedekah." Jadi, setiap kata-kata baik yang kita ucapkan akan bernilai pahala dan berdampak positif pada anak.
Dengan menjaga lisan, Sahabat Fimela menciptakan suasana tenang dan nyaman untuk anak. Anak akan merasa aman dan dihargai.
Berwudhu: Redakan Amarah dengan Sentuhan Air
Sahabat Fimela, berwudhu dianjurkan untuk meredakan amarah. Air wudhu menenangkan dan membantu menenangkan diri sebelum bertindak. Hadits menyebutkan kemarahan berasal dari setan (api), yang dipadamkan dengan air (wudhu).
Jika wudhu belum cukup, mandi bisa jadi alternatif. Rasakan kesegaran air membersihkan pikiran dan meredakan emosi yang menggebu.
Berwudhu adalah cara sederhana namun efektif untuk menenangkan diri dan membersihkan hati sebelum berinteraksi dengan anak.
Advertisement
Ubah Posisi Tubuh, Kendalikan Emosi
Sahabat Fimela, Rasulullah SAW menganjurkan mengubah posisi tubuh saat marah. Berdiri? Duduklah. Duduk? Berbaringlah. Ini membantu menurunkan aliran darah dan menenangkan diri.
Mengubah posisi tubuh memberikan jeda untuk berpikir jernih dan mengendalikan emosi sebelum bereaksi. Teknik sederhana ini efektif untuk menenangkan diri.
Dengan mengubah posisi tubuh, Sahabat Fimela dapat mencegah reaksi impulsif yang mungkin menyakiti anak.
Berdzikir dan Istighfar: Dekatkan Diri pada Allah
Sahabat Fimela, berdzikir dan istighfar adalah cara efektif meredakan amarah. Mengingat Allah SWT menenangkan hati dan membantu mengendalikan emosi.
Bacalah dzikir dan istighfar dengan khusyuk. Rasakan ketenangan dan kedamaian yang meliputi hati. Ini akan membantumu menghadapi anak dengan lebih sabar.
Dengan berdzikir dan istighfar, Sahabat Fimela akan lebih mudah mengendalikan emosi dan bersikap bijak kepada anak.
Advertisement
Kontrol Suara, Hindari Bentakan
Sahabat Fimela, Islam mengajarkan melunakkan suara saat berbicara. Suara yang buruk seperti suara keledai (QS. Luqman: 19). Berbicara tenang dan sabar lebih efektif daripada membentak.
Cobalah untuk selalu berbicara dengan nada suara yang lembut dan menenangkan. Anak akan lebih mudah menerima teguran dan nasihat.
Dengan mengendalikan suara, Sahabat Fimela dapat menciptakan komunikasi yang positif dan efektif dengan anak.
Jaga Jarak, Redakan Amarah
Sahabat Fimela, jika emosi tak terkendali, jauhi anak sejenak. Pergi ke ruangan lain untuk menenangkan diri agar tak meluapkan amarah.
Menjaga jarak memberikan waktu untuk menenangkan diri dan berpikir jernih sebelum kembali menghadapi anak. Ini penting untuk mencegah tindakan yang disesali.
Menjaga jarak adalah bentuk tanggung jawab untuk melindungi anak dari kemarahan yang tak terkendali.
Advertisement
Minta Bantuan, Jangan Ragu
Sahabat Fimela, jangan ragu meminta bantuan pasangan, keluarga, atau teman jika kesulitan mengendalikan emosi. Mereka dapat memberikan dukungan dan membantu menenangkan diri.
Meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kecerdasan emosional. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat.
Meminta bantuan adalah langkah bijak untuk memastikan kesejahteraan anak dan diri sendiri.
Sadari Dampak Buruk Marah Berlebihan
Sahabat Fimela, marah berlebihan berdampak buruk pada perkembangan anak, emosional dan mental. Anak yang sering dimarahi bisa penakut, kurang percaya diri, atau agresif.
Sadari konsekuensi kemarahan dan dampaknya pada anak. Ingatlah bahwa mendidik anak dengan kasih sayang jauh lebih efektif.
Dengan memahami dampak negatif marah berlebihan, Sahabat Fimela akan lebih termotivasi untuk mengendalikan emosi.
Advertisement
Teladani Rasulullah SAW
Sahabat Fimela, Rasulullah SAW dikenal penyabar dan penuh kasih sayang. Belajarlah dari teladan beliau dalam mendidik anak dengan kelembutan dan kesabaran.
Keteladanan Rasulullah SAW menjadi pedoman utama dalam mendidik anak. Terapkan kasih sayang dan kesabaran dalam setiap interaksi dengan anak.
Dengan meneladani Rasulullah SAW, Sahabat Fimela dapat mendidik anak dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Sahabat Fimela, ingatlah bahwa mendidik anak adalah proses panjang dan penuh tantangan. Namun, dengan pemahaman yang tepat dan komitmen untuk mengutamakan kasih sayang, kita dapat membimbing anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang baik, bertanggung jawab, dan bahagia. Kesabaran dan keteladanan orangtua adalah kunci utama.