Fimela.com, Jakarta Ramadan menjadi salah satu momen yang sangat indah dan menyenangkan, mulai dari menunggu waktu buka puasa tiba hingga sahur. Banyak hal, dapat terjadi di bulan yang mulia ini, terutama bagi para ibu yang mempunyai anak-anak usia 5-12 tahun. Kenapa tidak? anak-anak di usia ini masih tergolong sebagai anak kecil yang baru saja mencoba berpuasa satu hari penuh, memang betul ada anak yang sudah bisa berpuasa satu hari penuh. Namun, umumnya anak-anak usia tersebut masih belum terbiasa. Oleh karena itu, terkadang ada saja tingkah lucu yang mereka tunjukkan di bulan ramadan. Salah satunya adalah anak yang berbohong.
Sebagai orang tua, kita semua mengalami momen-momen yang menguji kesabaran dan menantang keterampilan pengasuhan. Ketika mendapati anak yang berbohong di bulan puasa, entah karena mereka minum air dingin di dalam kulkas atau makan makanan sisa sahur secara sembunyi-sembunyi, kita pasti merasa bingung. Haruskah anak ditegur dengan tegas, memberikan hukuman, atau justru mencoba untuk memahami alasan di balik kebohongan yang dilakukan? Percaya atau tidak, kemampuan berbohong sebenarnya adalah tonggak perkembangan yang penting bagi anak -anak. Meskipun mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, lompatan kognitif ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pertumbuhan mental anak. Ketika seorang anak berbohong, itu berarti mereka dapat memegang dua kebenaran dalam pikiran mereka secara bersamaan: apa yang sebenarnya benar dan apa yang akan mereka katakan kepada orang tua.
Menghadapi anak yang berbohong saat puasa butuh kesabaran dan pendekatan positif. Alih-alih menghukum, lebih baik membantu mereka memahami nilai kejujuran dengan komunikasi yang terbuka dan contoh yang baik. Bulan ramadan juga bisa menjadi momen tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan, termasuk kejujuran dan tanggung jawab. Melansir dari nurturedfirst.com, berikut ini adalah beberapa tips untuk menghadapi anak yang berbohong lengkap dengan alasannya. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Advertisement
What's On Fimela
powered by
Advertisement
3 Alasan Utama Anak Berbohong
1. Menghindari Hukuman
Alasan pertama anak suka berbohong, karena mereka takut dimarahi atau dihukum oleh orang tua kalau mereka mengatakan yang sebenarnya. Misalnya, mereka mungkin mengaku berpuasa secara penuh padahal diam-diam sudah makan atau minum. Meski kita mempergoki, mungkin alasan lain seperti lupa juga dapat menjadi alasan untuk menghindari hukuman.
2. Melindungi Perasaan Orang Tua
Ketika anak -anak mengembangkan empati, mereka mungkin berbohong untuk menghindari menyakiti perasaan orang tua. Mereka tahu bahwa orang tua akan bangga jika menjalani puasa dengan baik, sehingga akan memilih untuk berbohong agar telihat patuh. Hal ini, menunjukkan bahwa anak mulai memahami emosi orang lain, tetapi juga butuh pengarahan untuk mengutamakan kejujuran.
3. Untuk Mendapatkan Sesuatu yang Diinginkan
Anak-anak mungkin berbohong agar mendapatkan hal yang mereka inginkan, seperti pujian, hadiah, atau makanan kesukaan yang akan dimasak atau dibeli untuk menu buka puasa yang lezat. Misalnya, mereka mengaku sudah berpuasa penuh agar bisa mendapatkan hadiah mainan boneka atau mobil remot dari orang tua. Dalam hal ini, penting untuk mengajarkan mereka bahwa kejujuran lebih berharga daripada sekadar mendapatkan hadiah.
6 Tips Menghadapi Anak yang Berbohong
1. Tetap Tenang
Ketika menghadapi anak berbohong, diharapkan orang tua memberikan reaksi yang tetap tenang dan terenyum pada anak agar mereka tidak langsung ketakutan. Jika langsung marah atau menghukum, anak bisa semakin takut untuk berkata jujur. Sebaliknya, dengan tetap tenang, orang tua menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk mengakui kesalahannya dan belajar mengakui dan mengatakan yang sebenarnya.
2. Bersikap Penasaran
Alih-alih menuduh atau melompat ke kesimpulan tentang kesalahan anak, lebih baik ajukan pertanyaan untuk memahami situasi yang terjadi. Misalnya, bertanya "Bantu ibu mengerti ... mengapa kamu berbohong jika tidak kuat puasa seharian?" Pendekatan ini dapat mengundang anak untuk menjelaskan perspektif mereka tanpa merasa diserang dan dihakimi.
3. Berkomunikasi di Level Mereka
Saat melakukan percakapan, secara fisik turun ke tingkat mata anak, baik dengan berjongkok atau duduk sejajar. Tindakan sederhana ini menunjukkan bahwa kamu sebagai orang tua hadir dan siap mendengarkan. Hal ini, bisa membantu membangun rasa percaya dan memungkinkan mereka untuk lebih jujur tanpa merasa dihakimi atau terintimidasi.
Advertisement
4. Bangun Koneksi, Bukan Rasa Takut
Ali-alih menyalahkan atau mempermalukan seorang anak karena berbohong, cobalah terhubung dengan perasaan mereka terlebih dahulu. Misalnya, jika mereka diam-diam minum air dan mengaku tetap berpuasa, kamu bisa mengatakan, "Kamu minum karena haus banget, ya sayang? Ibu mengerti, itu pasti sulit. Kamu bisa cerita ke Ibu kalau kamu merasa kesulitan berpuasa." Dengan melakukan pendekatan ini, anak akan merasa lebih aman dan nyaman untuk berkata jujur daripada berbohong karena takut dimarahi.
5. Gunakan Konsekuensi Alami
Daripada menghukum anak karena berbohong saat berpuasa, lebih baik biarkan saja mereka memahami dampak dari perbuatannya. Misalnya, jika mereka mengaku berpuasa padahal diam-diam sudah makan banyak, kamu bisa mengatakan, "Kalau kamu makan tanpa bilang ke Ibu, tubuhmu tidak akan terbiasa puasa penuh, jadi nanti saat berbuka mungkin kamu tidak merasa lapar lagi seperti yang lain." Dengan cara ini, anak akan belajar bahwa kejujuran lebih penting daripada sekadar menghindari teguran, sekaligus hal ini juga bisa membantu anak memahami makna puasa dengan lebih baik.
6. Puji Kejujuran
Ketika anak akhirnya mengatakan yang sebenarnya, terutama tentang puasa ramadan yang sedang dijalankan tetapi membatalkannya karena tidak kuat. Puji mereka atas keberanian dan kejujuran mengatakannya. Dengan memuji keberanian mereka untuk berkata jujur, anak akan lebih termotivasi untuk tidak berbohong di masa depan dan memahami bahwa kejujuran lebih penting daripada sekadar memenuhi ekspektasi orang tua.
Itulah tadi, alasan yang melatarbelakangi anak berbohong di bulan puasa. Jika, kamu mendapati anak diam-diam makan dan minum di belakangmu, segeralah untuk mengaplikasikan 6 tips yang sudah tersedia di atas, ya. Selamat mencoba!