Sukses

Parenting

7 Cara Mengatasi Overthinking yang Membebani Ibu, Ini Langkah-Langkahnya!

Fimela.com, Jakarta Setiap ibu pasti pernah merasa terbebani oleh berbagai hal yang memenuhi pikiran. Mulai dari mengurus kebutuhan keluarga, bekerja, mengurus tugas sehari-hari, hingga menjaga kesehatan mental, semua terasa seperti tanggung jawab yang tak ada habisnya. Kondisi ini sering kali membuat pikiran terlalu sibuk, bahkan sampai sulit untuk menikmati momen sederhana bersama keluarga.

Overthinking atau berpikir berlebihan adalah fenomena yang wajar, terutama bagi seorang ibu yang ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan keluarganya. Overthinking ini bisa muncul dari berbagai alasan. Mulai dari rasa khawatir akan kesehatan anak, kesibukan rumah tangga yang tak ada habisnya, hingga tekanan untuk menjadi ibu yang sempurna.

Tidak hanya melelahkan secara mental, overthinking juga berdampak pada kesejahteraan fisik dan hubungan dengan keluarga. Jika dibiarkan terlalu lama, hal ini bisa menjadi penghalang kebahagiaan dan kesehatan mental. Pikiran yang terus-menerus terjebak dalam kecemasan justru membuat fokus terhadap hal penting menjadi kabur.

Overthinking yang berkepanjangan, tanpa disadari dapat menguras energi dan menimbulkan stres berkepanjangan juga. Banyak ibu sering terjebak dalam overthinking, memikirkan segala hal secara berlebihan hingga merasa lelah secara emosional. Untuk menangani hal ini, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi overthinking. Dilansir dari Bergen County Moms, berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu ibu mengatasi overthinking dengan lebih efektif.

What's On Fimela

Mengidentifikasi Pola Pikiran yang Mengganggu

Langkah pertama untuk mengatasi overthinking adalah menyadari pola pikiran yang muncul. Apakah pikiran itu berupa kekhawatiran yang terus-menerus? Atau mungkin, ada rasa takut berlebihan terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi?

Dengan mengenali pola ini, seseorang dapat mulai memisahkan antara kekhawatiran yang nyata dan sekadar asumsi. Tuliskan pikiran-pikiran tersebut di jurnal atau catatan harian. Ini dapat membantu memetakan mana yang benar-benar membutuhkan perhatian dan mana yang tidak.

Selain itu, cobalah untuk berhenti menilai diri sendiri terlalu keras. Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, alih-alih menyalahkan diri sendiri, fokuslah pada pelajaran yang bisa diambil dari situasi tersebut.

Menggunakan Teknik Relaksasi untuk Menenangkan Pikiran

Teknik relaksasi sederhana dapat menjadi solusi praktis untuk meredakan pikiran yang berlebihan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan latihan pernapasan. Duduklah di tempat yang tenang, tarik napas dalam-dalam, tahan selama beberapa detik, lalu hembuskan perlahan. Lakukan ini beberapa kali hingga tubuh merasa lebih rileks.

Selain pernapasan, meditasi juga menjadi alat yang ampuh untuk mengatasi overthinking. Tidak perlu sesi panjang, cukup luangkan waktu 5–10 menit setiap hari untuk fokus pada napas dan membiarkan pikiran mengalir tanpa dihakimi. Meditasi membantu melatih otak untuk lebih tenang dan tidak mudah terjebak dalam pola pikir negatif.

Mendengarkan musik yang menenangkan atau mencoba aktivitas fisik ringan seperti yoga juga bisa memberikan efek positif. Aktivitas ini membantu tubuh melepaskan hormon bahagia yang secara alami mengurangi stres.

Fokus pada Hal-Hal yang Bisa Dikendalikan

Salah satu penyebab utama overthinking adalah memikirkan hal-hal yang sebenarnya di luar kendali. Daripada menghabiskan waktu memikirkan apa yang tidak bisa diubah, lebih baik alihkan fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan.

Misalnya, jika merasa khawatir tentang sesuatu di masa depan, buatlah rencana kecil yang realistis untuk menghadapinya. Ini akan memberikan rasa percaya diri dan mengurangi perasaan cemas.

Ingatlah bahwa tidak semua masalah harus diselesaikan sekaligus. Pilah mana yang menjadi prioritas dan kerjakan secara bertahap. Dengan begitu, pikiran akan lebih ringan dan energi bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Mengatur Ekspektasi pada Diri Sendiri

Sering kali, overthinking muncul karena terlalu tinggi menetapkan ekspektasi pada diri sendiri. Sebagai ibu, wajar merasa ingin menjadi sempurna dalam segala hal, tetapi kenyataannya tidak semua hal bisa dikendalikan. Penting untuk mengingat bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan atau merasa lelah sesekali.

Cobalah fokus pada hal-hal yang benar-benar esensial dan lepaskan beban dari hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting. Membuat daftar prioritas setiap hari bisa menjadi solusi yang membantu. Dengan cara ini, pikiran akan lebih tertata dan energi bisa dialokasikan pada hal yang benar-benar bermanfaat. Tidak ada ibu yang sempurna, yang ada adalah ibu yang terus berusaha memberikan yang terbaik. Jadikan momen ini sebagai pengingat untuk lebih ramah pada diri sendiri.

Belajar Melepaskan Hal yang Tidak Bisa Dikontrol

Salah satu pemicu overthinking adalah kebiasaan memikirkan hal-hal yang sebenarnya berada di luar kendali. Misalnya, memikirkan reaksi orang lain terhadap keputusan yang diambil, atau khawatir terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi di masa depan.

Cara untuk melepaskan ini adalah menerima bahwa ada hal-hal yang memang tidak bisa diubah. Fokus pada tindakan konkret yang bisa dilakukan hari ini. Misalnya, jika khawatir anak tidak suka makan sayur, daripada memikirkan hal itu terus-menerus, coba buat variasi menu yang lebih menarik. Dengan berfokus pada solusi, bukan pada masalah, pikiran akan lebih ringan. Jangan lupa untuk beristirahat dan mengambil napas dalam-dalam saat merasa cemas mulai muncul.

Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri

Terlalu sering memikirkan orang lain bisa membuat ibu lupa untuk merawat diri sendiri. Padahal, meluangkan waktu untuk bersantai atau melakukan hal yang disukai adalah cara efektif untuk meredakan pikiran yang penuh.

Tidak perlu merasa bersalah ketika mengambil waktu untuk diri sendiri. Waktu ini justru bisa membantu memberikan energi baru untuk menghadapi tugas-tugas harian. Misalnya, mencoba meditasi, membaca buku, atau sekadar berjalan-jalan santai di pagi hari. Dengan tubuh dan pikiran yang lebih segar, semua tantangan yang ada akan terasa lebih mudah dihadapi. Ingat, seorang ibu yang bahagia adalah kunci dari keluarga yang harmonis.

Bangun Kebiasaan Berpikir Positif

Pikiran negatif yang muncul secara terus-menerus adalah bahan bakar utama overthinking. Mulailah melatih diri untuk mengganti pikiran negatif dengan yang positif. Misalnya, ketika merasa tidak cukup baik, ubahlah pikiran tersebut menjadi, “Aku sudah melakukan yang terbaik yang aku bisa.”

Salah satu cara efektif untuk melatih pikiran positif adalah dengan mencatat hal-hal baik yang terjadi setiap hari. Dengan menuliskan hal-hal yang disyukuri, fokus pikiran akan lebih terarah pada sisi positif, bukan pada kekhawatiran yang belum tentu terjadi.

Selain itu, membangun kebiasaan berbicara dengan orang terdekat juga bisa membantu. Mendengarkan sudut pandang orang lain sering kali memberikan perspektif baru dan membantu mengurangi pikiran berlebihan yang sering kali hanya ada di kepala.

 

 

Penulis: Virlia Sakina Ramada

#Unlocking the Limitless

Selanjutnya: Mengidentifikasi Pola Pikiran yang Mengganggu

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading