Fimela.com, Jakarta Kedekatan antara anak perempuan dan ayah sering menjadi pembicaraan menarik dalam hubungan keluarga. Banyak yang percaya bahwa anak perempuan cenderung lebih dekat dengan ayahnya dibandingkan dengan ibu.
Relasi antara ayah dan anak perempuan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis, tetapi juga oleh pola asuh, komunikasi, dan pengalaman bersama.
Berikut adalah tiga pernyataan populer terkait hubungan anak perempuan dan ayah yang sering dianggap benar, beserta penjelasan faktanya.
Advertisement
Advertisement
Mitos: Anak perempuan selalu menjadi "anak ayah" secara alami
Faktanya, kedekatan antara anak perempuan dan ayah tidak selalu terjadi secara alami, tetapi terbentuk melalui interaksi dan pengalaman. Anak perempuan yang memiliki ayah yang terlibat secara emosional dan hadir dalam kehidupan sehari-hari cenderung merasa lebih dekat dengan mereka. Kedekatan ini berkembang karena ayah sering memberikan dukungan emosional, rasa aman, dan kepercayaan diri kepada anak perempuan, bukan karena perbedaan gender.
Namun, hubungan ini tidak bersifat mutlak. Jika pola asuh tidak mendukung, anak perempuan bisa lebih dekat dengan ibu atau bahkan merasa jauh dari kedua orang tua. Jadi, peran aktif ayah sangat penting dalam membangun kedekatan tersebut.
Mitos: Anak perempuan lebih memahami ayah dibanding anak laki-laki
Faktanya, pemahaman anak terhadap orang tua tidak bergantung pada gender, tetapi pada kualitas komunikasi dan hubungan. Anak perempuan sering dianggap lebih peka secara emosional, sehingga lebih mungkin merespons kebutuhan emosional ayah mereka. Namun, ini bukan berarti anak perempuan selalu memahami ayah lebih baik daripada anak laki-laki.
Jika ayah bersikap terbuka dan membangun komunikasi yang baik dengan semua anaknya tanpa memandang gender, maka ikatan yang erat dapat terjadi. Itu sebabnya perbedaan ini lebih banyak dipengaruhi oleh pola komunikasi dalam keluarga dibandingkan faktor gender semata.
Advertisement
Mitos: Ayah lebih protektif terhadap anak perempuan
Faktanya, sikap protektif ayah terhadap anak perempuan sering kali muncul karena norma sosial dan budaya yang menempatkan perempuan dalam posisi lebih rentan. Ayah cenderung merasa perlu melindungi anak perempuan dari potensi risiko, seperti hubungan yang tidak sehat atau ancaman lainnya.
Namun, perlakuan ini bisa berbeda di setiap keluarga. Dalam keluarga dengan kesetaraan gender yang kuat, sikap protektif ayah cenderung sama terhadap semua anaknya, terlepas dari jenis kelamin. Proteksi yang sehat adalah memberikan kebebasan sekaligus panduan, sehingga anak perempuan merasa dihargai dan diberdayakan.